Hidayatullah.com – Jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Shake Shack, baru-baru ini menjadi headline di berbagai media massa dan media sosial karena membuka cabang pertamanya di Israel. Hal tersebut lantas membuat para pendukung Palestina marah dan menyerukan agar mereka memboikot restoran.
Menurut Middle East Eye, pengumuman pembukaan cabang tersebut terjadi pada hari yang sama ketika Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa 18 orang Palestina meninggal akibat malnutrisi dan dehidrasi karena agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Cabang ini dibuka pada 5 Maret 2024, dan telah melihat beberapa warga Israel mengantre untuk mendapatkan burger mereka karena warga Palestina kelaparan di Gaza dan hampir tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan dari negara-negara tetangga yang menambah kemarahan.
Middle East Eye melaporkan bahwa sejak 7 Oktober, Israel telah memutus semua pasokan bahan bakar, makanan, listrik, air, dan bantuan ke Gaza, sehingga sekitar 2,2 juta orang berada dalam kondisi kelaparan dan dehidrasi.
Baca juga: Dampak Boikot Starbucks Timur Tengah PHK 2.000 Karyawan
Pada saat artikel ini ditulis, agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan sedikitnya 30.717 warga Palestina, termasuk anak-anak dan orang tua. Selain itu, lebih dari 72.156 orang terluka, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
“Shake Shack memutuskan untuk membuka lokasi pertama mereka di Israel, 143 hari setelah perang genosida Israel terhadap Gaza, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang kelaparan,” komentar salah satu netizen.
Sejumlah netizen mulai merekomendasikan jaringan dan tempat burger lainnya dengan mengatakan, “Jika Anda berada di Kuwait, cobalah kedai burger Kuwait yang mengagumkan ‘Fat Cap’ dan Anda akan berterima kasih kepada saya nanti”.
“Shake Shack ingin diperlakukan seperti Starbucks (diboikot),” imbuh netizen lain.
Para aktivis pro-Palestina telah memboikot produk dan layanan yang mendukung Israel sejak 7 Oktober, termasuk jaringan restoran cepat saji seperti McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Domino, dan banyak lagi.
Selain jaringan makanan cepat saji, beberapa merek kecantikan dan fesyen juga diboikot, termasuk Zara yang baru-baru ini melakukan promosi produk barunya yang menimbulkan kemarahan di kalangan pengguna karena mirip dengan mayat dalam kantung putih di Gaza.*
Baca juga: Saingi Coca-Cola, Muslim Swedia Produksi ‘Palestine Cola’