Hidayatullah.com—Hassan Nasrallah, pimpinan kelompok bersenjata Syiah asal Libanon, Hizbullah, hari Jumat (16/8/2013) menyatakan dirinya siap ikut perang di Suriah, sehari setelah terjadi ledakan bom mobil di kawasan Syiah di beirut.
Nasrallah menuding kelompok yang disebutnya sebagai “Islam radikal” bertanggungjawab atas pemboman yang menewaskan sedikitnya 22 orang itu, setelah sebuah kelompok tak dikenal di Suriah mengaku sebagai pelaku serangan, lansir AFP.
“Saya sendiri yang akan ke Suriah jika diperlukan untuk melawan para takfiri. Hizbullah dan saya akan berangkat ke Suriah,” untuk memerangi kelompok pemberontak yang berusaha melengserkan rezim Damaskus, kata Nasrallah. Takfiri yang dimaksudkannya adalah orang-orang Muslim (Sunni).
Dalam pidato yang disiarkan di televisi Libanon dalam rangka dukacita atas korban pemboman itu Nasrallah mengatakan, “Semua indikasi berkaitan dengan serangan kemarin mengarah kepada kelompok-kelompok takfiri.”
Polisi mengatakan 22 orang tewas dalam ledakan yang terjadi di kawasan Syiah, Bir al-Abid dan Rwaiss, di selatan ibukota Beirut itu. Palang Merah mengatakan 325 orang luka-luka.
Kelompok bersenjata Syiah Hizbullah merupakan pendukung rezim Syiah Alawi di Suriah pimpinan Bashar al-Assad. Hizbullah mengirimkan ribuan pasukannya ke Suriah untuk berperang melawan kelompok perjuangan rakyat Suriah yang menentang rezim diktator Presiden Assad.
Liga Arab sudah menentapkan organisasi Hizbullah sebagai kelompok teroris. Amerika Serikat mencantumkan Hizbullah dalam daftar hitam teroris buatannya. Sedangkan Uni Eropa hanya menetapkan sayap militer Hizbullah saja yang merupakan kelompok teroris, sementara politbironya tidak. *