Hidayatullah.com– Kota wisata terpopuler di Italia, Venesia, memberlakukan larangan penggunaan pengeras suara dan membatasi ukuran kelompok tur menjadi 25 orang saja. Langkah ini diambil guna mengatasi dampak pariwisata massal.
Pariwisata yang berlebihan secara luas dianggap sebagai salah satu masalah paling mendesak bagi Venesia, yang memiliki populasi hanya sekitar 250.000 orang tetapi dikunjungi lebih dari 13 juta pelancong pada tahun 2019. Sejak pandemi Covid-19 jumlah pelancong menurin dan diperkirakan tidak lama lagi akan kembali ke angka sebelum wabah.
Kanal-kanal di Venesia menjadikan kota bersejarah itu salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di Eropa.
Perubahan peraturan berkaitan dengan pariwisata itu dilakukan setelah tahun lalu para pakar dari UNESCO memperingatkan bahwa Venesia kemungkinan akan dimasukkan ke dalam daftar situs warisan dunia dalam bahaya disebabkan munculnya kerusakan terhadap struktur bangunan di kota air itu sebagai dampak perubahan iklim dan pariwasata massal.
Badan PBB sampai saat ini belum memasukkan Venesia ke dalam daftar itu, setelah mengakui upaya-upaya pemerintah setempat untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Awal tahun ini Venesia memberlakukan biaya masuk harian €5 bagi turis, setelah sebelumnya pada pertengahan 2021 melarang kapal pesiar bersandar di dermaga di sana.
Beberapa tahun terakhir warga Venesia banyak yang meninggalkan kota itu karena terlalu banyak turis memenuhi jalan-jalan dan sudut kota sehingga warga lokal termarjinalkan, termasuk kesulitan mendapatkan tempat tinggal sewa.
Ocio, sebuah organisasi masyarakat yang fokus mencermati hal-hal berkaitan dengan perumahan di Venesia, mengatakan bahwa menurut data terbaru terdapat sekitar 49.000 tempat tidur untuk disewakan kepada wisatawan, jauh lebih banyak dari jumlah yang tersedia untuk warga lokal, lansir BBC Sabtu (1/6/2024).*