Hidayatullah.com– Presiden Iran Masoud Pezeshkian, hari Ahad (11/8/2024), mengajukan susunan kabinetnya ke parlemen, di dalamnya terdapat nama seorang wanita dan seorang diplomat yang dikenal ramah dengan Barat untuk menempati pos menteri luar negeri.
Juru bicara (ketua) parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf mengumumkan 19 nama anggota kabinet yang disodorkan presiden dalam rapat yang disiarkan stasiun televisi nasional, lansir Hurriyet Daily News.
Untuk posisi menteri luar negeri, Pezeshkian mencantumkan nama Abbas Araghchi, seorang diplomat karir berusia 61 tahun yang telah memimpin negosiasi nuklir Iran sejak 2013.
Dikenal dengan sikap terbukanya kepada Barat, dia memainkan peran penting dalam pencapaian kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia, yang tiga tahun kemudian dirusak oleh Amerika Serikat yang mengundurkan diri dari kesepakatan itu.
Pezeshkian juga menunjuk seorang wanita, Farzaneh Sadegh, untuk menjabat menteri urusan pembangunan perkotaan dan jalan. Apabila disetujui, maka wanita berusia 48 tahun itu akan menjadi wanita kedua Iran yang menjabat menteri sejak Revolisi 1979.
Sebagai menteri dalam negeri, Pezeshkian menunjuk Jenderal Eskandar Momeni, seorang perwira tinggi kepolisian berusia 60 tihun dan bekas anggota Korps Garda Revolusi Iran.
Parlemen akan meninjau para calon menteri dan selanjutnya mengeluarkan keputusan berdasarkan pemungutan suara mulai 17 Agustus.
Di Iran, persetujuan siapa yang akan menjabat menteri dilakukan per individu, bukan sebagai satu kesatuan susunan kabinet.*