Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan bahwa Letnan Jenderal Ahmed Khalifa, Kepala Staf, secara mendadak mengunjungi Gaza untuk memeriksa kegiatan keamanan dan pertahanan.
Khalifa mengunjungi para prajurit di perbatasan Rafah, menekankan peran militer dalam mempertahankan perbatasan Mesir di semua arah strategis. Ia menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Mesir mampu melindungi perbatasan negara dan bahwa pendidikan, disiplin, serta kebugaran adalah kunci untuk mencapai hal tersebut.
Khalifa juga memeriksa keamanan perumahan militer dan perbatasan timur laut. Ia diberi laporan tentang kerjasama antar unit militer untuk menjaga kontrol perbatasan internasional selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Khalifa memuji pasukan keamanan atas perlindungan perbatasan dan menyatakan keyakinan bahwa kepemimpinan militer percaya pada kesiapan tempur mereka. Ia juga mengingatkan pasukan untuk menolak narasi palsu yang merugikan stabilitas Mesir, mengingatkan akan upaya Mesir dalam memerangi terorisme dan memulihkan keamanan, terutama di Sinai.
Kunjungan ini terjadi setelah seorang pejabat senior Mesir yang tidak disebutkan namanya mengkritik Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu, atas penyebaran kebohongan untuk menutupi kegagalannya di Gaza.
Pejabat tersebut mengatakan kepada Cairo News bahwa pemerintah ‘Israel’ telah kehilangan kepercayaan, baik di dalam negeri maupun internasional, dan bahwa Netanyahu berbohong untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Israel gagal menghentikan jaringan penyelundupan senjata Kerem Shalom-Gaza. Netanyahu disebut mencoba membenarkan kegagalan keamanan dan politiknya dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketidakmampuannya menyelamatkan sandera atau memenangkan perang di Gaza dan Tepi Barat.
Sumber tersebut juga kecewa atas kegagalan Netanyahu mencapai gencatan senjata, yang telah meningkatkan ketegangan antara Mesir dan ‘Israel’.
Netanyahu kembali menuduh Mesir membantu penyelundupan senjata ke Gaza dan menegaskan dukungannya untuk tentara ‘Israel’ di Koridor Philadelphi.
Ia memperingatkan bahwa penjajah ‘Israel’ akan menghadapi konsekuensi serius jika meninggalkan koridor tersebut, dan bahwa komunitas internasional tidak akan mengizinkan situasi kembali seperti semula.
Netanyahu mengklaim ada beberapa terowongan di bawah Koridor Philadelphi, yang membuat sandera sulit dibebaskan tanpa memutus aliran senjata selundupan Hamas. Ia menyatakan bahwa pengendalian koridor ini sangat penting bagi tujuan militer ‘Israel’.
Mesir dan ‘Israel’ semakin berselisih karena penolakan Zionis untuk bernegosiasi mengenai gencatan senjata dan upaya Netanyahu yang keras kepala untuk mempertahankan Koridor Philadelphi. Rujukan berulang Netanyahu terhadap Mesir dalam perang ini semakin memperburuk ketegangan.*