Hidayatullah.com– Menteri Telekomunikasi Iran Mahmoud Vaezi, Senin (07/10/2013), menolak setiap rencana resmi untuk melegalkan Facebook dan Twitter, meskipun Presiden Hassan Rouhani berjanji untuk mengurangi sensor dalam jaringan, menurut kantor berita ISNA dikutip Antara.
“Larangan pada jaringan seperti Facebook dan Twitter tidak seharusnya dicabut,” kata Vaezi.
Teheran memblokir akses untuk Twitter, Facebook, YouTube dan banyak laman lainnya, termasuk blog dan laman pornografi, saat pemerintah mencoba untuk mencegah rakyat Iran berselancar melihat laman-laman dengan konten yang dinilai pihak berwenang merusak rezim Islam , atau tidak bermoral.
Pihak berwenang di Iran memberi beberapa perusahaan swasta atau perusahaan milik negara sebuah “VPN nasional” yang memungkinkan mereka untuk mengakses ke Internet global. Meskipun dilarang, Facebook dan akun Twitter berafiliasi dengan beberapa pejabat Iran.
Ketika ditanya tentang para pejabat ini, Vaezi hanya menjawab, “Anda harus bertanya pada mereka”.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei diyakini memiliki laman Facebook. Ada juga akun Twitter atas nama Rouhani, meskipun salah satu penasihatnya mengatakan itu bukan akun pribadinya.
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif juga memiliki akun di Facebook dan Twitter. Dia secara teratur memperbarui halaman Facebook-nya, tempat dia memposting dalam bahasa Persia dan kadang-kadang berinteraksi dengan lebih dari 400 ribu jejaringnya. Dia juga mengunggah pesan dalam Bahasa Inggris di akun Twitternya.
Pada awal Oktober, pendiri Twitter Jack Dorsey bertanya kepada Rouhani, “Apakah rakyat Iran mampu membaca kicauan Anda?” Akun Rouhani menjawab bahwa presiden akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa rakyat Iran akan dapat secara “nyaman” “mengakses semua informasi secara global karena itu hak mereka.”
Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang ditayangkan pada 25 September lalu, Rouhani mengatakan ia berencana untuk mengurangi pembatasan, “Hingga batas (tertentu) semacam kerangka moral yang kita miliki untuk diri kita sendiri kita dapat mengakses situs-situs jaringan sosial ini”.
Pada 17 September, dua jaringan itu dapat diakses secara singkat, tetapi kemudian para pejabat Iran menjelaskan hal itu karena “kesalahan teknis”. Menurut angka resmi, dari total populasi Iran sebanyak 75 juta orang, lebih dari 30 juta warga Iran menggunakan internet.*