Hidayatullah.com– Iraq sedang mencari alternatif untuk pengganti impor gas dari Iran, guna mengurangi ketergantungan terhadap tetangganya yang banyak dijatuhi sanksi internasional itu.
Pemerintah Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump akhir pekan kemarin mengumumkan penghapusan kelonggaran bagi Iraq untuk membeli listrik dari Iran, meskipun Washington belum melarang impor gasnya.
Pasokan gas dan listrik dari Iran mencakup sepertiga dari kebutuhan energi Iraq.Saad Jassem, seorang pejabat di Kementerian Kelistrikan Iraq, mengatakan bahwa sebelum ini Iraq hanya mengimpor dari Iran, dan kebijakan baru pemerintah Baghdad menginginkan Iraq mencari sumber-sumber impor lainnya, lansir AFP.
“Kami masih belum menghentikan impor gas Iran,” kata Jassem, yang menjabat sebagai direktur departemen bahan bakar di kementerian tersebut, dalam wawancara dengan AFP hari Rabu (12/3/2025).
Belakangan ini ketegangan antara Washington dan Teheran semakin meningkat. Sementara pemerintah Baghdad – meskipun memiliki hubungan khusus dengan Iran karena sama-sama dikuasi kalangan Syiah – berutang budi kepada Amerika Serikat yang menggulingkan rezim Saddam Hussein dan menaikkan politisi Syiah ke puncak kekuasaan.
“Pemerintah (Washington) sudah mengatakan dengan jelas kepada pemerintah Iraq bahwa mereka perlu menghentikan semua pembelian gas alam dari Iran,” kata seorang diplomat Amerika Serikat kepada AFP dengan syarat identitasnya tidak diungkapkan.
Meskipun kaya akan minyak, puluhan tahun peperangan yang dialami Iraq menyebabkan infrastruktur energi di negara itu banyak yang rusak dan minim pembangunan. Di Iraq setiap hari sering terjadi pemadaman listrik.
“Kami harus bersiap menghadapi skenario terburuk – apabila ada gangguan, kami sudah memiliki alternatif,” kata Jassem, menjelaskan alasan perlunya mencari sumber-sumber impor lainnya.
“Di kawasan ini, Qatar merupakan penghasil gas alam terbesar – kami sudah melakukan beberapa kali kunjungan ke sana, dan mereka siap untuk membantu Iraq dengan harga istimewa,” kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa Oman juga menjadi pilihan.
Jassem mengatakan bahwa negosiasi juga sedang dilakukan untuk pembelian gas dari Turkmenistan yang akan disalurkan lewat pipa yang melintasi Iran.
Iraq sekarang sedang mempersiapkan terminal apung untuk gas alam cair (LNG) di daerah Khor al-Zubair di selatan Iraq. Diharapkan fasilitas itu akan mulai beroperasi pada bulan Juni, kata Jassem.
Fasilitas tersebut dapat dipergunakan untuk memproses 500-700 juta kaki kubik (14-19 juta meter kubik) LNG per hari. Apabila unit ketiga berhasil dibangun, maka kapasitasnya akan bertambah menjadi 800-900 juta kaki kubik, papar Jassem.
Pada 2024, Iraq dan Iran memperbarui kesepakatan lima tahun pembelian 50 juta meter kubik gas per hari. Namun, saat ini Iraq menerima tidak lebih dari 15 juta meter kubik, jauh di bawah kesepakatan.*