Hidayatullah.com – Pasukan penjajah ‘Israel’ telah membunuh lebih dari 80 orang sejak Selasa pagi, termasuk 51 orang yang sedang menunggu bantuan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Di Rafah saja, di Gaza selatan, 27 pencari bantuan syahid setelah ditembak oleh serdadu penjajah ‘Israel’ pada hari Selasa (24/06/2025).
Ini menjadikan jumlah syuhada akibat zionis ‘Israel’ mencapai 56.077 orang dan 131.848 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Pembantaian di dekat situs distribusi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) menjadi rutinitas terbaru pasukan ‘Israel’. GHF merupakan lembaga kemanusiaan yang didukung ‘Israel’ dan Amerika Serikat, yang oleh kepala badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNWRA) telah disebut sebagai “perangkap maut”.
Sumber-sumber medis melaporkan bahwa sedikitnya 25 orang syahid dalam sebuah serangan ‘Israel’ di Jalan Salah al-Din di selatan Wadi Gaza di Gaza tengah, menurut kantor berita The Associated Press. Lebih dari 140 orang lainnya terluka, 62 di antaranya dalam kondisi kritis.
Rekaman yang diunggah di situs media sosial Instagram, dan diverifikasi oleh kantor berita Sanad milik Al Jazeera, menunjukkan jenazah-jenazah dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat di dekatnya.
Pemandangan mengerikan serupa juga dilaporkan dari Kompleks Medis Nasser di selatan Khan Younis menyusul laporan bahwa penjajah ‘Israel’ telah menargetkan orang-orang yang menunggu bantuan di Jalan al-Tina.
Hani Mahmoud, jurnalis Al Jazeera, melaporkan bahwa penembakan terhadap warga Palestina yang menunggu bantuan juga terjadi di Gaza City.
Para saksi mata mengatakan kepada AP bahwa pasukan ‘Israel’ telah melepaskan tembakan saat orang-orang mendekati truk bantuan.
“Itu adalah pembantaian,” kata Ahmed Halawa, melaporkan bahwa tank dan pesawat tanpa awak telah menembak “bahkan saat kami melarikan diri”.
Militer ‘Israel’ mengaku sedang meninjau laporan korban dari tembakan oleh pasukannya setelah sekelompok orang mendekati tentara di daerah dekat Koridor Netzarim yang dimiliterisasi.
‘Israel’ mengatakan bahwa penembakan sebelumnya di dekat lokasi bantuan GHF telah dipicu oleh mendekatnya para “tersangka” ke tentara.
Para saksi mata dan kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa banyak penembakan terjadi tanpa peringatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menolak bekerja sama dengan GHF, dengan alasan kekhawatiran bahwa lembaga itu memprioritaskan tujuan militer Israel daripada kebutuhan kemanusiaan, dan mengecam lembaga itu atas “persenjataan” bantuannya.
Lokasi distribusi GHF telah dipenuhi oleh kekacauan dan pembantaian. Lebih dari 400 orang telah tewas dan 1.000 orang terluka oleh tentara ‘Israel’ sejak penyaluran bantuan GHF dimulai.
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan pada hari Selasa bahwa sistem distribusi bantuan di Gaza adalah “kekejian”.
“Apa yang disebut mekanisme bantuan yang baru dibuat adalah kekejian yang mempermalukan dan merendahkan orang-orang yang putus asa,” kata pada konferensi pers di Berlin. “Itu adalah perangkap kematian yang menelan lebih banyak nyawa daripada yang diselamatkannya.”