Hidayatullah.com–Saat ini banyak ulama yang tidak lagi diindahkan petuahnya. Dibandingkan dengan zaman dulu, ulama sekarang banyak yang sudah kehilangan kepercayaan diri. “Sekarang, omongan kiai saja bahkan kadang tidak “digugu” (ditanggapi dan ditaati),” kata Menteri Agama (Menag), M Maftuh Basyuni, saat membuka seminar Nasional Ma’had Aly di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Selasa (6/10).
Hal itu terjadi disebabkan Indonesia telah banyak kehilangan ulama besar. Selain karena kaderasisasi yang tidak berjalan baik, kader-kader kiai pada saat ini belum bermunculan.
Sehingga, tegas dia, proses pengkaderan lahirnya kiai harus terus ditingkatkan. Dalam hal ini, dengan mengoptimalkan peran pesantren sebagai pusat kaderisasi ulama. “Misalnya mengajak santri sebagai subjek belajar untuk mau belajar kitab-kitab yang bertaraf tinggi,” katanya.
Gencarkan pendidikan
Mendesaknya adanya ulama yang kompeten, akhirnya mendorong Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program kaderisasi 1.000 ulama, melalui program peningkatan jenjang pendidikan dan penambahan ilmu bagi para ulama. Program ini sudah berjalan dua tahun terakhir ini.
“Salah satu tugas utamanya menangkal penyebaran aliran sesat,” kata Direktur Eksekutif Baznas, Emmy Hamidiyah, beberapa bulan silam.
Program yang bekerja sama dengan Dewan Dakwah Islam Indonesia ini diharapkan mampu mencetak ulama dengan kualifikasi 200 doktor di bidang tafsir, hadist, syariah, pendidikan Islam, sejarah Islam, perbandingan agama, bahasa dan sastra Arab, politik Islam, dan pemikiran Islam. [ain/ind/hidayatullah.com]