Hidayatullah.com–Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir Jumat (11/2) menyatakan mendukung pengalihan kekuasaan Presiden Hosni Mubarak kepada Wakil Presidennya. Militer juga menjanjikan pemilihan umum bebas, namun belum menentukan tanggal pastinya, serta mengumumkan sebuah tawaran bersyarat untuk mengakhiri masa darurat segera setelah situasi sekarang pulih sepenuhnya, demikian RIA Novosti melaporkan.
Mubarak menyampaikan pidato kenegaraannya pada Kamis, sekaligus menyerahkan seluruh kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman, mantan kepala intelijen, dan mengajukan amandemen konstitusi. Pidato tersebut memicu kemarahan di antara para demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo, yang mengharapkan ia mengumumkan pengunduran dirinya.
Pernyataan militer pada Jumat itu juga meminta negara untuk kembali bekerja dan menjanjikan untuk tidak menuntut para demonstran yang menyebabkan terhentinya kehidupan normal di negara berpenduduk terbesar di Arab itu.
Suleiman memerintahkan Perdana Menteri Ahmed Shafik agar menunjuk deputi yang akan bertanggung jawab untuk menggelar dialog nasional dengan pihak oposisi, menurut laporan televisi nasional Mesir.
Angkatan Bersenjata Mesir sebelumnya mengingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekuatannya terhadap pihak-pihak yang memprovokasi kekerasan maupun mengancam keamanan publik atau negara.
Di Mana Mubarak?
Pada saat istananya di Kairo dikepung demonstran, seorang pejabat pemerintah mengatakan Presiden Hosni Mubarak saat ini berada di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh, 250 mil dari ibukota Kairo.
Pejabat, yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena sensitivitas isu tersebut, mengatakan Jumat bahwa Mubarak tiba di bandara Sharm dan disambut oleh gubernur setempat. Mubarak telah menyerahkan sebagian besar kekuasaannya kepada Wakil Presiden Omar Suleiman Kamis malam, pada saat ratusan ribu demonstran menuntut ia mengundurkan diri segera.
Mubarak akan menghabiskan banyak waktunya di Sharm, tempat ia memiliki istana.*