Hidayatullah.com–Niat mantan Wakil Ketua MPR Andi Mapetahang Fatwa dan keluarga mewakafkan tempat tinggal di Jalan Kramat Pulo Gundul Kavling 14-15 Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat terlaksana dengan diresmikannya Gedung Putra Fatahillah di lokasi tersebut.
Gedung itu berdiri di tanah seluas 2.160 meter persegi. Sejumlah tokoh hadir dalam peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Minggu (21/8), termasuk Ketua MPR Taufiq Kiemas.
Menurut Fatwa yang kini anggota DPD RI, sebenarnya sejak 1973 di tempat itu sudah didirikan Yayasan Putra Fatahillah. Dengan sarana yang sederhana telah berlangsung pendidikan TK, pendidikan guru Islam dan kegiatan sosial lain seperti majelis taklim dan juga pengajian.
Taufiq Kiemas mengemukakan, AM Fatwa merupakan sosok yang luar biasa dan selalu memiliki kepedulian serta komitmen untuk membantu masyarakat. Baru-baru ini, Fatwa juga memperjuangkan gelar pahlawan nasional bagi Syafruddin Prawiranegara.
“Tempat ini bernilai sejarah bagi saya semasa perjuangan di era Orde Baru,” ujar Fatwa mengenang tempat itu.
Sebagai aktivis politik, dia pernah dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang oleh Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) Laksamana Sudomo karena kekritisannya.
Dia merasakan kehidupan penjara antara tahun 1984 dan 1993. Dibebaskan dari penjara, Fatwa aktif di Partai Amanat Nasional (PAN) hingga terpilih menjadi anggota DPR sekaligus Wakil Ketua DPR dari Fraksi Reformasi sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 dan Wakil Ketua MPR sejak Pemilu 2004.
Tahun 1973, Fatwa mendirikan Yayasan Putra Fatahillah yang menaungi pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Islam, pendidikan guru TK Islam dan beberapa kegiatan sosial lainnya seperti pengajian Majelis Taklim Sakinah dan pesantren kilat untuk anak-anak di lokasi tersebut.
“Sarana prasarananya sederhana tapi kegiatan pendidikan di sini telah berlangsung sejak tahun 1973. Di sekitarnya tempat berdiam masyarakat yang relatif kurang mampu,” katanya.
Sedangkan The Fatwa Center didirikan 10 Januari 2008. Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) Juwono Sudarsono dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh meresmikannya pada 16 April 2008 di Gedung Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional), Jakarta.
“Nama Fatwa dalam The Fatwa Center bukan dimaksudkan nama pribadi, tetapi Fatwa dalam arti message (pesan),” katanya.
Pendirian The Fatwa Center juga didukung mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Dalam sambutan tertulisnya, Habibie memuji rumusan visi-misi The Fatwa Center kendati berat perjuangan untuk mewujudkannya. “Habibie berharap The Fatwa Center berperan aktif meningkatkan kualitas peradaban di Indonesia,” ujar Fatwa.
The Fatwa Center menyelenggarakan kegiatan antara lain studi, seminar, publikasi, dan lomba karya tulis. Misalnya, The Fatwa Center menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah remaja bertema kesehatan reproduksi remaja, narkotika dan akibat pergaulan bebas di kalangan remaja, lomba mading (majalah dinding) antarsekolah menengah atas (SMA) serta menerbitkan The Fatwa Magazine, Tabloid The Fatwa Center, Jurnal Parlemen dan buku-buku.
“Dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan politik bagi politisi muda agar praktik politik kita bermoral dan beretika. Sedangkan dalam waktu jauh, kami akan mendirikan sekolah tinggi syariah,” katanya.*