Hidayatullah.com– Komisioner Komisi HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR) Yuyun Wahyuningrum menyatakan, penyelesaian proses repatriasi warga Rohingya dari Cox’s Bazar, Bangladesh untuk kembali ke Rakhine, Myanmar membutuhkan komitmen dari pemerintah Myanmar.
“Saya tidak melihat di level nasional Myanmar, bahwa masalah etnis Rohingya merupakan isu penting,” ujar Wakil Indonesia untuk AICHR Yuyun Wahyuningrum setelah diskusi bertema “ASEAN dan Hak untuk Perdamaian” di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Baca: Etnis Rohingya adalah orang-orang Bangladesh, kata Suu Kyi pada David Cameron
Laporan Pusat Koordinasi dan Informasi Penanganan Bencana di Kawasan ASEAN atau ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) mengeluarkan dua rekomendasi untuk penanganan masalah pengungsi Rohingya.
Pertama, katanya, Myanmar mengundang negara-negara anggota ASEAN untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah Rohingya.
“Kedua, Myanmar meminta lembaga sektoral ASEAN, seperti AICHR, untuk melakukan pengawasan terhadap proses pemulangan kembali warga Rohingya,” ujar Yuyun kutip Antaranews.
Namun saat ini, sambungnya, Myanmar enggan untuk melaksanakan rekomendasi yang dikeluarkan AHA Centre.
“Sampai saat ini tidak ada kemauan politik dari Myanmar untuk memulangkan kembali warga Rohingya. Hal itu terjadi, karena mungkin etnis Rohingya dianggap bukan warga negara Myanmar,” ujarnya.
Baca: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Setuju Pindah di Pulau Bengala yang Rawan Banjir
Ia mengungkapkan, tidak adanya komitmen yang kuat dari pemerintah Myanmar untuk menjamin keamanan dan stabilitas di negara bagian Rakhine menghambat penyelesaian masalah pengungsi etnis Muslim Rohingya.
“Tidak adanya komitmen dari Myanmar itu terlihat dari tidak adanya jaminan keamanan, pemulihan hak kewarganegaraan, jaminan hak untuk bekerja bagi pengungsi etnis Rohingya saat kembali ke Rakhine State,” terangnya.
Ia mengatakan, tanpa adanya jaminan dari pemerintah Myanmar, para pengungsi etnis Rohingya tidak mau dipulangkan ke Rakhine State.
“Sebenarnya kondisi kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh sangat memprihatinkan. Warga Rohingya harus hidup berjejalan di tempat penampungan itu. Kalau hujan, kamp-kamp pengungsi itu banjir,” ungkapnya.*