Hidayatullah.com–Gerakan Duduki Wall Street melakukan invasi mengejutkan ke Zuccotti Park pada malam tahun baru, saat polisi memusatkan perhatiannya pada perayaan di berbagai tempat lain di kota New York.
Dilansir Sunday Mail (01/01/2012), sekitar 800 demonstran menumpuk barikade-barikade besi, mengibarkan bendera Amerika dan mengusung spanduk, sementara terjadi bentrokan antara sejumlah pengunjuk rasa dengan polisi.
Sesaat sebelum tengah malam, 100 personel polisi New York telah mengepung taman yang terletak di pusat bisnis Manhattan itu, lengkap dengan semprotan merica.
Satu orang ditahan setelah seorang polisi ditikam tangannya dengan gunting. Polisi tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bellevue dan dilaporkan dalam keadaan stabil.
Zuccotti Park bebas dari para demonstran ‘Occupy Wall Street’ (OWS) sejak 15 Nopember 2011, setelah polisi membersihkan kawasan itu dari kemah-kemah pengunjuk rasa.
New York Times melaporkan, “Menjelang sekitar pukul 10.30 malam, terdapat lebih dari 300 orang di dalam. Seorang pria membawa spanduk bertuliskan Revolusi Tahun Baru.” Sebuah tenda kecil terlihat dipasang di tempat itu.
Tidak lama menjelang tengah malam gerakan OWS mengumumkan lewat Twitter bahwa mereka telah berhasil menduduki kembali taman tersebut.
“Barikade telah dirobohkan di taman kebebasan [Zuccotti] … Selamat tahun baru!” tulis OWS di Twitter.
Polisi anti huru-hara memasuki taman pada 1 Januari 2012 pukul 1.30 dini hari, di mana telah berkumpul sekitar 150 orang di sana. Mereka menahan 5 orang pengunjuk rasa. Pihak berwenang lalu menutup taman itu sampai pukul 9 pagi.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa Duduki Wall Street yang menjuluki diri mereka sebagai bagian dari 99% orang kebanyakan — 1% nya adalah para pengusaha kaya yang mereka protes — menduduki Zuccotti Park sejak 17 September 2011. Namun pada pertengahan Nopember, Walikota New York Michael Bloomberg memerintahkan taman itu dikosongkan dengan alasan kesehatan dan keamanan.
Gerakan Duduki Wall Street kemudian menyebar ke kota-kota lain di Amerika Serikat. Gerakan sejenis muncul di negara-negara Barat lainnya yang mengalami krisis keuangan seperti di Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Irlandia, Portugal dan juga Australia.*