Hidayatullah.com—Lionel Messi dan rekan-rekan satu timnya dari Barcelona dikerubungi penggemar saat tiba di Israel, di mana mereka akan menggelar “kamp pelatihan untuk perdamaian” bagi anak Israel dan Palestina.
Rombongan tim sepakbola dari Spanyol itu sudah mengunjungi Tembok Ratapan, tembok sisi barat kompleks Masjid Al-Aqsha yang dijadikan tempat ibadah Yahudi. Mereka juga sudah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Bait Lahim (Betlehem) dan anak-anak Palestina di Hebron pada Sabtu malam (3/8/2013).
Hari Ahad ini Messi dan kawan-kawan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Shimon Peres, sebelum melatih anak-anak Israel di Tel Aviv.
Sesi latihan tersebut diselenggarakan oleh Peres Centre for Peace, bekerjasama dengan asosiasi sepakbola di Israel dan Palestina.
“Gol itu penting, tapi juga krusial untuk mengedukasi anak-anak dan berusaha menyatukan mereka,” kata Andreas Iniesta, pemain tengah Barcelona.
Pada Oktober 2012 Barcelona menimbulkan kontroversi saat mengundang mantan prajurit Israel Gilad Shalit untuk menyaksikan laga klasik antara Barcelona dengan Real Madrid.
Akibat keputusan itu, seruan untuk memboikot klub Catalan tersebut bermunculan.
Hari Sabtu malam, sekitar 25.000 orang penonton menyaksikan sesi latihan di Hebron, wilayah Palestina yang diduduki Zionis Israel.
Tampak dalam kerumunan itu Muhammad Assaf, penyanyi Palestina asal Gaza pemenang kontes “Arab Idol” bulan Juni lalu di Beirut, Libanon.
Para pegila sepakbola memanfaatkan kesempatan itu untuk memotret Messi dan teman-temannya dengan kamera di telepon genggamnya.
Setelah pemanasan singkat, bintang-bintang sepakbola Barcelona itu bermain bersama kelompok anak laki-laki dan perempuan, dengan menunjukkan trik-trik operan bola andalan mereka.
Jibril Rajoub, presiden federasi sepakbola Palestina, mengatakan dia berharap saat Barcelona berkunjung lagi di masa datang Palestina sudah akan menjadi “sebuah negara merdeka bersama Israel.”
“Olahraga merupakan cara terbaik untuk mengatasi kebencian dan permusuhan,” kata Rajoub yang menyebut kunjungan Barcelona itu sebagai “hari bersejarah,” lansir Aljazeera dari AFP.*