Hidayatullah.com– Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence menyinggung kembali kemungkinan negara itu untuk memindahkan kedutaannya Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Jerusalem (Baitul Maqdis/al-Quds). Pernyataan ini sekaligus menunjukkan penegasan komitmen janji Presiden Donald Trump pada Israel.
“Setelah puluhan hanya membicarakannya, Presiden Amerika Serikat (Donald Trump) sedang mempertimbangkan dengan serius untuk memindahkan Kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem,” kata Pence saat berbicara kepada kelompok lobi pro-Israel, Komite Urusan Publik Amerika Israel (AIPAC) , di Washington DC.
Ia mengatakan, Presiden Donald Trump sangat serius dalam janjinya saat berkampanye.
“Presiden Amerika Serikat adalah memberikan pertimbangan serius untuk memindahkan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem,” tambah Pence dikutip Reuters.
Ia juga menegaskan Amerika tidak akan membiarkan PBB digunakan sebagai forum makian terhadap Israel atau Barat.
Sebelumnya, dalam kampanye presiden Amerika Serikat 2016, Donald Trump sudah berjanji akan memindahkan Kedubes AS ke Jerusalem. Namun, sejak ia menjabat, isu masalah ini sudah jarang dibahas lagi.
Banyak sekutu Amerika menentang rencana Trump akan memindahkan kedutaan Amerika ke Yerussalem.
Baca: Persatuan Ulama Dunia Tolak Pemindahan Kedutaan AS ke Jerusalem
Langkah itu, jika dilakukan, mencerminkan bahwa Washington mengakui Jerusalem (Baitul Maqdis) sebagai milik penjajah Israel.
Sementara itu, pemimpin terkemuka imigran haram Yahudi, Yaakov Katz mengklaim jumlah penduduk Israel yang menetap di Tepi Barat meningkat sekitar 500.000 orang sejak lima tahun lalu.
Pernyataan Katz itu dipublikasikan setelah adanya laporan bahwa rezim Israel telah setuju dengan pemerintahan Trump membatasi pembangunan pemukiman di wilayah Tepi Barat.
Baca: Mufti Al Quds Kutuk Rencana Pemindahan Kedutaan AS ke Al Quds
Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa `kebanyakan laporan itu tidak benar ‘.
Pada minggu lalu stasiun televisi Israel Channel 2 melaporkan, Netanyahu yang mengunjungi AS pada bulan lalu telah setuju untuk membatasi perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Ini sebagai balasan terhadap pembangunan pemukiman baru untuk mereka yang dipindah dari amona baru-baru ini.
Namun, kantor Netanyahu membantah laporan itu dan menggambarkannya ‘tidak benar’ dan ‘tidak tepat’.*