Hidayatullah.com–Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, kesenjangan sosial terjadi karena agama dipisahkan dari ekonomi. Hal ini disampaikan Menag ketika meresmikan berdirinya Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Jakarta, Ahad (30/09/2012).
Menurut ia, ekonomi tidak boleh dijauhkan dari ajaran agama. Dalam Islam, pasar dan perdagangan harus bebas dari unsur kecurangan, spekulasi, monopoli, dan keuntungan yang melampaui batas. Islam mengajarkan bahwa usaha mencari nafkah untuk keperluan hidup, kita tidak boleh melupakan kewajiban terhadap sesama manusia, khususnya terhadap yang miskin dan lemah.
“Islam merupakan kekuatan yang hidup dan nyata. Motif ekonomi tidak merupakan hukum fundamental dalam usaha manusia. Sebaliknya, pertimbangan agama yang menurut ekonomi merupakan faktor yang kadang mempengaruhi faktor ekonomi, lebih diutamakan dari faktor ekonomi itu sendiri,” katanya.
Sejalan dengan itu, Menag menggarisbawahi pemakaian Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai nama STE Bank Islam. Hal itu bukan sekedar nama. “Nama itu harus dapat menjiwai, memberi warna, serta identitas nilai bagi lembaga pendidikan ini sejalan dengan tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Menag.
Generasi Islam, lanjut Menag, perlu menggali, memahami, dan mengaktualisasikan pemikiran dan semangat perjuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai tokoh peletak dasar pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Khazanah intelektual Mr. Sjafruddin layak menjadi salah satu bahan studi bagi mahasiswa yang dihubungkan dengan konteks kekinian, terlebih bagi mahasiswa STE Bank Islam.
“Mr. Sjafruddin Prawiranegara mendorong umat Islam agar mempunyai kepedulian dan mempelajari konsep ekonomi Islam sesuai tuntutan zaman,” jelas Menag, dalam laman Kemenag.
Perkembangan ekonomi syariah di sektor lembaga keuangan, perbankan, dan asuransi telah memberi kontribusi yang nyata terhadap ketahanan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Bank syariah, obligasi syariah, sukuk, dan lainnya, semakin berkembang menjad alternatif yang memiliki keunggulan komperatif.
“Saya menaruh harapan besar, STE Bank Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara ini bisa menjadi salah satu pusat pendidikan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang ekonomi dan perbankan Islam yang berkualitas,” sebut Menag.
Selain civitas akademika perguruan tinggi, peresmian Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara ini juga dihadiri oleh Patrialis Akbar (Mantan Menkumham).*