Hidayatullah.com—Lembaga pemilihan umum Zionis Israel hari Rabu (19/12/2012) melarang seorang anggota parlemen keturunan Arab Palestina untuk ikut kembali dalam pemilu Januari mendatang, karena pernah turut serta dalam rombongan kemanusiaan Palestina bersama kapal Mavi Marmara.
Haneen Zoabi (Hanin Zoubi) rencananya akan mengajukan banding atas keputusan tersebut, walaupun pengadilan Zionis kerap mengalahkan tuntutan polisi Arab yang dilarang ikut pemilu.
Komite Pusat Pemilu Israel melakukan pemungutan suara untuk menjegal keikutsertaan Zoabi dalam pemilu 2013 dengan 19 suara mendukung larangan pencalonan diri wanita Arab itu. Hanya satu yang abstain dan 9 lainnya menolak larangan tersebut.
Zoabi berada di atas kapal mavi Marmara saat pasukan angkatan laut Zionis menyerang rombongan kemanusiaan Gaza Freedom Flotilla akhir Mei 2010 di perairan Gaza. Sembilan orang warga Turki meninggal dunia dalam serangan itu dan puluhan aktivis dari berbagai negara lainnya terluka.
Komite pemilu mendiskualifikasi Zoabi dengan dua alasan, yaitu ia dianggap “menolak eksistensi negara Yahudi Israel dan mendukung negara musuh atau organisasi teroris yang terlibat dalam konflik dengan Israel,” kata Giora Pordes jurubicara komite pemilu dikutip Reuters.
Anggota parlemen Israel dari kelompok tengah dan kiri menentang diskualifikasi Zoabi itu.
“Kita tidak boleh menolak pencalonan diri orang yang tidak sepaham dengan kita,” kata Nitzan Horowitz dari partai aliran kiri Meretz.
Zoabi adalah seorang anggota partai kecil, Balad, di parlemen Israel yang berkeyakinan bahwa negara itu tidak seharusnya menyatakan sebagai sebuah negara Yahudi, yang dipandangnya sebagai diskriminasi terhadap minoritas Arab.
Warga keturunan Arab yang tinggal di daerah-daerah yang dikuasai Zionis sekarang ini jumlahnya mencapai 20% dari total populasi Israel. Mereka adalah orang-orang Palestina dan keturunannya yang terjebak perang saat negara Yahudi diproklamirkan tahun 1948.*