Hidayatullah.com–Ahmad Muhajir Anggota Badan Legislasi DPR dari Fraksi PAN, tiba-tiba naik pitam. Ia tersinggung saat rapat dengar pendapat umum dengan Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) soal RUU Pertembakauan di Ruang Baleg, Kompleks Parlemen Senayan hari Selasa kemarin.
Gara-garanya, seorang anggota AMTI menyeletuk bahwa Muhammadiyah, ormas tempat Muhajir jadi pengurus, menerima dana dari Bloomberg untuk kampanye antirokok. Bloomberg adalah lembaga donor yang menyediakan dana 220 juta dollar AS untuk mengurangi penggunaan tembakau secara global.
“Di sini bukan forumnya untuk membicarakan Muhammadiyah menerima dana itu. Di sini adalah forum untuk memberi masukan terkait regulasi yang menguntungkan semua pihak, baik perokok, petani, pengusaha dan juga mereka yang tidak merokok,” kata Muhajir dikutip laman JurnalParlemen, Rabu (06/03/2013).
“Kami di Baleg ini tidak hanya mewakili rakyat dari petani atau penikmat rokok. Artinya tidak ada penghakiman di sini. Kita ini membicarakan sektor kesehatan, pemanfaatan tembakau, aturan bagi pengguna rokok atau tembakau, melindungi masyarakat bukan perokok dan bagaimana petani tembakau kita selamat,” tambahnya.
Politisi PAN yang juga pengurus DPP Muhammadiyah ini mengingatkan kepada para aktivis rokok untuk tidak saling tuding dan saling menyalahkan.
“Kini saatnya bagi aktivis rokok untuk memberikan masukan untuk RUU ini. Apalagi mengancam akan memboikot untuk tidak menggunakan hak pilih dalam Pemilu. Itu tidak produktif,” kata anggota Komisi VI ini.
“Saya tidak ada urusan dengan hak pilih Sudara. Silakan apakah hak pilih saudara mau digunakan atau tidak. Itu suara saudara. Tapi sampaikanlah pendapat ini dengan baik, tidak menghakimi,” kata pria yang pernah tercatat sebagai salah satu dari 25 konsultan hukum terkemuka.
“Terus terang, saya kecewa, Pimpinan,” ujarnya sembari melempar pandang kepada pimpinan rapat, Sunardi Ayub, Wakil Ketua Baleg dari Fraksi Hanura.*