Hidayatullah.com– Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengaku sempat menerima banyak kritikan ketika melakukan kunjungan ke Republik Iran atas undangan parlemen negara itu, belum lama ini.
Kritik terhadap Zulkifli karena ia dan rombongannya shalat dan menjadi makmum di belakang imam penganut Syiah. Ada pula yang mengkritiknya karena kehadiran MPR RI ke Iran.
Sebagaimana diketahui, di akhir pertemuan rombongannya dengan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani beserta jajaran pada Senin (05/12/2016) lalu itu, mereka lalu diajak shalat berjamaah yang diimami Ali Larijani.
Foto shalat mereka yang dipublikasikan situs ABNA24 itu kemudian menyebar luas di media sosial (mem-viral). Lalu sontak membuat berbagai pihak umat Muslim di tanah air menumpahkan kekecewaan dan tak sedikit kecaman.
Mempertanyakan Kerjasama Pendidikan dengan Negara Islam Syiah Iran
Zulkifli meluruskan pandangan tersebut. Pasalnya, Zulkifli mengaku mendapat tudingan berlebihan yang menurutnya tidak proporsional.
“Sampai ada yang tuduh kafir. Makanya saya pikir ini perlu juga diluruskan,” kata Zulkifli Hasan saat berpidato membuka acara Munas VI Syabab Hidayatullah di Kota Batam, Kepulauan Riau, lansir hidayatullah.com, Kamis (29/12/2016). Munas ini berlangsung Senin-Rabu (26-28/12/2016).
Zulkifli menjelaskan, kunjungannya ke Iran ini untuk memenuhi undangan parlemen negeri Persia tersebut. Dia mengaku, MPR RI telah berkali-kali diundang ke Iran, namun baru kali ini pihaknya menyempatkan diri.
“Kita sudah sering diundang oleh parlemen Iran. Berkali-kali. Namun baru sempat kemarin itu,” imbuhnya.
Ke Iran, Ketua MPR Akui Tak Ada Hambatan Jalin Hubungan Erat dengan Ulama Syiah
Membahas Beragam Isu
Pada pertemuan itu, Zulkifli menyampaikan pandangan beragam isu kekinian di kawasan seperti konflik Timur Tengah dan harapan upaya penyatuan visi-misi negara-negara Islam.
Ketua MPR RI ini juga menyampaikan pandangan dan desakan keterlibatan terhadap pembebasan Masjidil Aqsha dan masyarakat etnis Muslim Rohingya yang selama ini terzalimi.
Usai pertemuan tersebut, Zulkifli dan rombongan diajak shalat berjamaah oleh Ali Larijani. Secara reflek Zulkifli mengaku mempersilakan tuan rumah memimpin shalat.
“Saya lupa kalau ini di Iran. Refleks saya persilakan tuan rumah pimpinan parlemen Iran menjadi imam shalat,” ujar Zulkifli bercerita di depan ratusan peserta Munas itu.
Seperti diketahui, terdapat perbedaan mencolok tata cara shalat antara penganut Syiah dan umumnya umat Islam di Indonesia yang bermazhab ahlus sunnah wal jamaah.
“Selesai shalat zhuhur empat rakaat itu akhirnya kita shalat lagi yang dipimpin Pak Hidayat (Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI. Red). Kembali ke Indonesia, ternyata sudah ramai berita, kita dikafir-kafirkan,” lanjutnya.
Mengaku Mengkritik Tajam Iran
Zulkifli mengatakan, pertemuan tersebut harus dilihat secara utuh. Selain mengapresiasi sambutan parlemen Iran, pada pertemuan itu Zulkifli mengaku juga memberi kritik yang tajam.
“Ketemu Presiden Iran, menteri, gubernur. Kita tanya, saya ceramahi. Saya mengkritik kenapa tidak bisa saling menghormati,” kata Zulkifli.
Zulkifli mengatakan saatnya umat Islam menguatkan persaudaraan dan persatuan. Ketua Umum PAN ini mengungkapkan, umat Islam jangan berjibaku dalam perdebatan yang sejatinya bukanlah persoalan utama.
“Saya mengajak semua perbedaan kita hindari. Ada yang jenggot panjang ada yang tidak ada, biar saja. Jangan ribut terkait dengan apa yang tidak menjadi persoalan utama. Semoga kejayaan Islam mudahan dari Indonesia,” pungkasnya.*