Hidayatullah.com—Peniadaan majelis tinggi parlemen Mesir, yang dikenal dengan Majelis Syura, dari rancangan konstitusi Mesir untuk membentuk sistem parlemen satu kamar telah mendapatkan dukungan dari para politisi.
Setelah melakukan pertemuan selama 5 jam, anggota komite konstitusi akhirnya setuju untuk membubarkan Mejelis Syura dengan suara 23 banding 19. Penghapusan lembaga itu akan berlaku efektif jika rancangan konstitusi baru disetujui lewat referendum nasional yang akan datang.
“Penghapusan dewan itu merupakan hal yang baik dan mencerminkan keinginan rakyat,” kata Ahmad Bahauddin Shaaban dari Partai Sosialis Mesir kepada Ahram Online (8/11/2013).
Shaaban mengatakan lembaga legislatif itu perannya tidak banyak dan tujuannya hanya untuk meloloskan orang-orang yang dekat dengan rezim. Shaaban juga mengatakan Majelis Syura justru menjadi kendala, misalnya dalam masalah anggaran negara.
Majelis Syura Mesir dibentuk pada masa presiden Anwar Sadat yang menjadi lembaga resmi setelah referendum tahun 1979. Eksistensi lembaga itu tetap dipertahankan sampai pembahasan konstitusi tahun 2012.
Sepertiga anggota Majelis Syura dipilih oleh presiden secara langsung, sisanya diangkat lewat pemilihan. Peran lembaga itu adalah sebagai lembaga konsultatif untuk legislatif dan memiliki wewenang menentukan siapa yang menjadi pemimpin di lembaga media milik pemerintah.
Yasser el-Hudaibi, anggota partai liberal Wafd mengatakan bahwa meskipun presiden partai mereka El-Sayed el-Badawy lebih memilih untuk mempertahankan keberadaan Mejelis Syura, namun dia mendukung keputusan pembubarannya. Seperti Shaaban, Hudaibi mengatakan Majelis Syura menghabiskan uang rakyat jutaan pound tanpa ada tugas dan wewenang legislatif.
Jurubicara Partai Mesir Kuat yang beraliran tengah, Ahmad Imam, kepada Al-Ahram mengatakan setuju dengan pembubaran Majelis Syura. Menurutnya, partai-partai politik di Mesir tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan kandidat yang kompeten sebagai calon di majelis rendah dan tinggi. Oleh karena itu lebih baik jika memusatkan perhatian pada satu majelis saja. Peran Mejelis Syura dapat diisi oleh lembaga-lembaga negara lain yang cukup memiliki pakar sebagai penasihat.
Berbeda dengan pendapat di atas, tokoh terkemuka liberal dari Partai Front Demokratik Amr Ali kepada situs berita milik swasta Sada el-Balad mengatakan menentang penghapusan Majelis Syura. Ali berpendapat Mesir memiliki jumlah penduduk banyak, yang menurutnya hampir 100 juta, yang memerlukan sistem bikameral dengan banyak wakil rakyat.*