Hidayatullah.com— Bertempat di ruang rapat Tribrata Mabes Polri Jakarta, Hari Kamis, (23/07/2015), tepat pukul 08.00 WIB berlangsung Video Conference yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Dalam pertemuan itu, Kapolri menyampaikan kronologi peristiwa Tolikara, Papua yang terjadi pada Jumat (17/07/2015).
Ini kronologis peristiwa Tolikara yang disampaikan Badrodin sebagaimana dirilis di Facebook resmi, Divisi Humas Mabes Polri:
Tolikara sedang berlangsung Seminar & KKR pemuda GIDI tgl 13-19 Juli 2015. Dalam proposal tertulis 22-27 Juli 2015. Ternyata pelaksanaannya tanggal 13-19 Juli dan dtutup tanggal 20 Juli 2015. Di antara tanggal tersebut ada tanggal 17 Juli yang bertepatan Idul Fitri. Badan Pekerja GIDI Tolikara mengeluarkan surat yang berisi:
1). Larangan umat Muslim melaksanakan Shalat Id di Tolikara. Shalat boleh di luar Tolikara.
2). Melarang umat muslim untuk menggunakan jilbab.
Pada tanggal 13 Kapolres mendapat surat tersebut dan memverifikasi surat tersebut dan Presiden GIDI mengatakan surat tersebut tidak resmi karena tidak di ACC ketua GIDI. Kapolres mengkomunikasikan agar Shalat Id bisa dilaksanakan di Tolikara, Bupati juga akan koordinasi dengan panitia GIDI agar surat dicabut.
Karena penjelasan itu Kapolres bertemu tokoh masyarakat, dan ada hasil silahkan Shalat Id di halaman Koramil. TNI dan Polri akan siap melakukan pengamanan.
Namun saat Shalat Id datanglah para pemuda GIDI dan memaksa untuk shalat dibubarkan.
Kapolres dan tokoh masyarakat bernegosiasi, agar shalat boleh terlaksana sampai jam 8.
Massa tetap tidak mau, kemudian terjadi pelemparan (posisi shalat sedikit di bawah sehingga mudah jadi sasaran lempar) namun massa tidak dapat mendekati karena ada pagar berduri.
Ada tembakan peringatan ke atas, tetapi massa tidak menggubris akhirnya aparat melepaskan tembakan hingga 12 orang luka kemudian mereka membubarkan diri.
Saat bubar, ada oknum yang membakar kios hingga merembet ke mushola (maksudnya masjid, red).
Jumlah kios yang terbakar berjumlah 70 unit serta 2 mobil terbakar. Api membesar karena ada kios juga yang menjual bensin serta tidak adanya pemadam kebakaran di sana.
Saat ini amanat langsung dari presiden untuk bangun kembali kios serta mushola di Tolikara.
Menurut Polri, kasus ini sudah ditangani penegakan hukum dan kepolisian. Selanjutnya masyarakat dihimbagu menanggapi kejadian ini dengan kepala dingin.*