Hidayatullah.com—Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pengungsi UNHCR hari Selasa (22/3/2016) menarik diri dari fasilitas-fasilitas di Pulau Lesbos dan pulau-pulau lain di Yunani yang dipergunakan untuk menahan para migran dan pengungsi, seiring dengan diberlakukannya kesepakatan antara Uni Eropa dengan Turki.
Yunani mulai menangkapi siapa saja yang tiba di wilayahnya dengan menggunakan perahu dari Turki sejak kesepakatan UE-Turki berlaku mulai hari Ahad (20/3/2016). Mereka ditahan di tempat-tempat pendaftaran migran/pengungsi di bawah pengawasan Uni Eropa yang dikenal sebagai “hotspot”. Pemerintah Yunani menyebut penahanan itu sebagai “pengawasan wajib”.
Menurut kesepakatan UE-Turki, para migran/pengungsi yang ditahan akan dikirim kebali ke Turki. Sebagai imbal baliknya pemerintah Ankara akan mendapatkan bantuan finansial dan bergabung dengan program UE dalam merelokasi pengungsi Suriah dan lainnya yang menyelamatkan diri dari perang.
Organisasi medis kemanusiaan Medecins Sans Frontieres (MSF) juga mengatakan menghentikan aktivitasnya di hotspot yang dikenal juga sebagai Moria di Pulau Lesbos.
“Kami membuat keputusan yang sangat sulit untuk mengakhiri aktivitas kami di Moria, karena bekerja di dalamnya berarti kami ikut ambil bagian dalam sistem yang kami anggap tidak adil dan juga tidak manusiawi,” kata pimpinan misi MSF di Yunani Elisabeth Ingres seperti dikutip Aljazeera.
“Kami tidak akan membiarkan bantuan kami dijadikan alat operasi pengusiran massal, dan kami menolak menjadi bagian dari sistem yang tidak menghargai kemanusian atau perlindungan yang diperlukan oleh para pencari suaka dan migran.”
Juru bicara UNHCR Melissa Fleming mengatakan di Jenewa bahwa pihaknya “prihatin kesepakatan UE-Turki di implementasikan sebelum pengamanan yang diperlukan tersedia di Yunani.”
“Yunani tidak memiliki kapasitas memadai di pulau-pulaunya untuk memeriksa klaim suaka, dan juga tidak memiliki tempat layak untuk mengakomodasi banyak orang secara pantas dan aman sambil menunggu pengkajian kasus mereka,” kata Fleming.
Baca berita sebelumnya: Deal! Turki Tampung Migran yang Dikembalikan Eropa, Uni Eropa Percepat Proses Keanggotaan Turki
Sekitar 2.000 orang telah ditahan sejak kesepakatan Turki-UE itu berlaku hari Ahad lalu, sementara banyak pengungsi/migran masih terus berdatangan dengan menggunakan perahu.
Hari Selasa malam lalu, organisasi kemanusiaan Medecins du Monde (Doctors of the World) mengatakan menarik diri dari Idomeni karena mengkhawatirkan keselamatan para stafnya di tempat penampungan yang sering terjadi kerusuhan tersebut.
“Kami pergi karena kami merasa terancam,” kata petugas dari organisasi itu Antonis Rigas.
Sekitar 12.000 pengungsi/migran masih berada di desa perbatasan Idomeni, meskipun ada imbauan dari aparat Yunani agar mereka menempati tempat-tempat penampungan yang di sediakan.*