Secara teologis dan historis, bangsa Arab dan umat Islam lebih lama menguasai Palestina, 2445 tahun, Kristen (687 tahun) dan Yahudi (455), meski ada kaitan tiga agama Samawi, umat Islam lebih berhak menempati
Oleh: Azmi Al Haq
Hidayatullah.com | PALESTINA merupakan negara Arab Islam yang terletak di bagian selatan pantai Mediaterania timur, dan meluas hingga Lembah Sunga Jordan, yang menempati bagian barat daya Syam, dan lokasinya yang strategis di jantung Timur-tengah sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika. Bumi Syam, meliputi wilayah Lebanon, Suriah, Jordania, dan Palestina.
Negara ini juga tempat lahir dari tiga agama samawi yaitu Yudaisme, Kristen dan Islam. Selanjutnya, ada tiga alasan mengapa isu Palestina sangat penting untuk dibahas dan ditelaah?
Pertama, posisinya secara geografis yang dinilai sebagai titik strategis yang menjadi penghubung benua Asia, Afrika dan Eropa. Ia merupakan garis pertanahan pertama Bumi Syam, maka dari itu penjajah selalu tertarik untuk memperketat kontrol mereka atas Palestina terlebih dahulu untuk mengamankan kendali mereka terhadap negara sekitar.
Kedua, signifikansi secara historis, yaitu; di antaranya pernah didiami oleh beberapa peradaban besar seperti Yabusia, Kan’an, Asyur, Romawi, Yunani, Persia, Babilonia, dan akhirnya pembebasan oleh pasukan Islam.
Ketiga, Palestina merupakan pusat keagamaan besar sepanjang sejarah. Bagi umat Islam, banyak Nabi dan rasul yang diutus melalui tanahnya serta menjadi lokasi Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama.
Sedangkan bagi umat Kristen, Palestina merupakan negeri kelahiran Yesus (Nabi Isa) dan terdapat Gereja Qiyamah di dalamnya dan bagi orang-orang Yahudi, Palestina dikalaim tanah yang dijanjikan Tuhan yang didalamnya terdapat Kuil Sulaiman.
Berangkat dari situlah, penulis mencoba menguraikan dengan rumusan-rumusan masalah yang telah disinggung sebelumnya.
Pertama, sejarah singkat agama-agama yang mendiami Palestina
Menurut para ahli sejarah, tanah Palestina secara garis besar didiami oleh tiga pengikut agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam). Jauh sebelum munculnya negara-negara modern, tanah suci Palestina merupakan kediaman bagi kaum Yahudi kuno yang merupakan pengikut dari Nabi Musa alaihissalam dalam kurun waktu sekitar tiga ribu tahun.
Di tanah suci ini risalah kenabian dan kerasulan. Bermula dengan risalah yan dibawa oleh Nabi Ibrahim alaihissalam, kemudian Nabi Luth as, Nabi Ismail as, Nabi Ishaq as, Nabi Ya’kub as hingga Nabi Musa alaihissalam.
Lalu diutusnya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman as. Palestina juga merupakan tanah bagi para Nabi seperti Ilyas, ilyasa, Asyi’ya, Armiya, Hizkiyal, Danial dsb.
Kemudian pada kurun berikutnya, dilanjutkan dengan Nabi Zakariya as, Nabi Yahya as dan Nabi Isa Alaihissalam. Menurut Dr. Bakr Zaky Aw’d, dalam bukunya yang berjudul Ar râd ala Trump Fii Dakwahu Ahaqiyyatu al-Yahud fiil al-Quds, beliau mengatakan bahwa anggapan ini tidak benar sebagaimana yang di klaim oleh para pemuka Yahudi.
Bakr Zaky mengatakan bahwa, sebelum datangnya Nabi Ibrahim as yang merupakan garis keturunan dari Nabi Musa as datang dari utara Iraq menuju tanah Palestina, setidaknya ada beberapa kaum yang terlebih dahulu menempatinya. Di antaranya adalah Kan’aniyyun, Hatsiyun, Amuriyyun, dan Yabusiyyun.
Dari situ, ia beliau menyimpulkan pengakuan orang-orang Yahudi terhadap pemilik sah tanah Palestina tidak mendasar dan sangat diragukan. Begitu pula proses kembalinya bangsa ‘Israel’ dari tanah Mesir bersama Nabi Musa as tidak berhasil mulus, kaum Jabbariyah yang mendiami Palestina menjadi alasan kaum Nabi Musa as ini menolak memasuki tanah suci itu.
Hal ini diabadikan dalam Al-Quran yang merupakan bentuk pembangkangan mereka terhadap utusan Allah. Sedangkan pengikut agama Kristen dalam sejarahnya para umat kristiani meyakini bahwa kelahiran Nabi Isa as (Yesus) merupakan awal dari kemunculan agama tersebut di tanah suci itu, hal itu berlanjut kala kekaisaran Romawi menguasai tanah Al-Quds, pada tahun 1099-1187 M.
Adapun Islam, datang menyinari bumi Palestina dengan sepenuh rahmat. Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ yang diabadikan dalam Al-Quran merupakan bagian dari catatan tersendiri bagi agama Islam. Selajutnya pembebasan Al-Quds dan Palestina yang pertama dibawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 16 hijriah (637 M) berhasil membumikan Islam sebagai agama rahmatanlil alamin.
Demikian pula serupa dengan penjelasan menurut Ibnu Katsir dalam Bidayah wâ Nihayah, bahwasanya sebelum pembebasan al-Quds oleh umat Islam, umat Yahudi dan Nashrani telah mendiami tempat tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama. Selain dari tiga agama besar ini, terdapat pula aliran-aliran minoritas yang mendiami tanah Palestina seperti aliran Samiriyah, aliran Baha’iyah, aliran Dazariyah dan aliran-aliran kecil lainnya yang notabene minoritas.
Dalam data pada dekade terakhir ini, jumlah Muslimin dan Nashrani di Palestina mengalami penyusutan. Sedangkan Yahudi mengalami peningkatan jumlah penduduk dan imigrasi besar dari Eropa Timur dan Rusia.
Jika dilihat dari sensus penduduk di dari tahun ke tahun, yang tadinya Muslimin mendominasi 97% populasi Palestina, kini jumlah umat Islam tinggal 30% dan di kota Al-Quds hanya tersisa 230.000 jiwa, disebabkan Yahudi melakukan yahudisasi Al-Quds dan menjalankan proyek agar Al-Quds menjadi ibukota abadi ‘Israel’.
Kedua, argumen masing-masing agama atas tanah Palestina
Palestina merupakan pusat peradaban dari tiga agama Samawi. Setiap dari masing-masing agama memiliki ikatan sejarah yang menjadi asbab mengapa tanah suci itu menjadi tanah impian dari dulu hingga hari ini.
Tidak hanya meninggalkan situs sejarah keagamaannya, Palestina merupakan tempat suci yang termaktub di kitab masing-masing dari tiga agama Samawi.
Palestina dalam pandangan Yahudi
“Sungguh akan kami berikan tanah ini,dari sungai Mesir hingga sungai besar, yakni sungai Eufrat.” (Kitab Kejadian 15: 3-5).
Umat Yahudi memiliki pandangan bahwasanya Baitul Maqdis (Yerussalem) adalah ibu kota abadi bangsa ‘Israel’, dalam kitab taurat disebutkan sebanyak 6400 kali yang konon dinamai pada masa pemerintahan Raja Yebos dan setelah penaklukkan Raja David (Daud) berganti nama menjadi Kota Daud. David bersama anaknya Salomon (Sulaiman) yang dalam agama yudaismenya merupakan seorang raja yang diyakini mereka telah membangun kuil untuk agama Yahudi.
Berikut beberapa alasan mengapa umat Yahudi merasa paling berhak mengklaim atas tanah Palestina:
- Bangsa Yahudi mengklaim bahwasanya mereka memiliki nasab langsung kepada Nabi Ibrahim as yang kala itu hijrah dari utara Iraq menuju Palestina. Tetapi klaim ini rapuh, sebab bangsa Ka’an telah menetap di wilayah itu selama 1500 tahun sebelum kedatangan Nabi Ibrahim as, seperti yang di jelaskan oleh Dr. Bakr Zaky Awd dalam bantahannya terhadap orang-orang Yahudi.
- Klaim bangsa Yahudi bawasanya perintah Tuhan terhadap Nabi Musa as agar membawa Bani ‘Israel’ memasuki Palestina yang mereka sangka bermakna Palestina adalah hak sejarah dan agama bagi Bangsa Yahudi. Meski dalam perintah tersebut terjadi pembangkangan yang dilakukan oleh bangsa yahudi terhadap Nabi Musa as, hal ini termaktub dalam surat al maidah ayat 24 sampai 26 meskipun hal itu terjadi setelah sepeninggal Musa dan Harun as yakni di masa Yusya’ bin Nuun (Joshua), yang pada akhirnya mereka kemudian merebut kota Jericho dan Ayy dari Bangsa Filistin (Kan’an) yang sebelumnya telah mendiami tanah itu selama 3000 tahun lamanya.
- David atau Daud yang kemudian hari menjadi raja Bani ‘Israel’ orang-orang Yahudi yang berhasil mengalahkan Talut (Goliath) pada tahun 1050 SM dan berhasil merebut tanah Palestina dari orang-orang kan’an.
- Di Masa pemerintahan Sulaiman sekitar (963–923 SM) yang merupakan anak dari Daud, bangsa ‘Israel’ mengalami kejayaan. Pada masa itu diyakini bahwasanya Sulaiman telah membangun sebuah kuil (Haikal Sulaiman ) atau Salomon Temple yang diperuntukkan untuk bangsa ‘Israel’ di kota Ursyalim (Yerussalem).
- Sepeninggal Raja Sulaiman, para keturunannya berselisih. Maka terbagilah kerajaan tersebut menjadi dua bagian, yang pertama menjadi kerajaan ‘Israel’ atau kerajaan Samiri yang beribukota Nablus, sedangkan kerajaan yang kedua bernama kerajaan Yehuda yang beribukota “Ursyalim” (Yerussalem).
- Kerajaan ‘Israel’ runtuh pada tahun 721 SM yang kemudian sekitar 150 tahun kemudian runtuh kerajaan Yahudi.
- Pada tahun 586 SM Raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang Yerussalem dan menghancurkan kuil ini untuk pertama kalinya, hal ini terjadi sepeninggal Nabi Sulaiman as. Namun pada tahun 521 SM, Raja Persia, Cyrus merebut Yerussalem dan kembali membangun Kuil Sulaiman hingga pada 70 M tentara Romawi menyerang Yerussalem dan meratakan seluruh bagian dari kuil tersebut, berikut dengan pengusiran secara besar-besaran bangsa Yahudi dari tanah suci itu.
Dengan demikian, selama beratas-ratus tahun lamanya, tanah Palestina bukan lagi di bawah kendali bangsa Yahudi. Serangan emperium Romawi, serta pembebasan oleh pasukan Islam hingga dibawah kendali Kesultanan Utsmanis (Ottoman) yang berakhir pada tahun 1924.
Barulah pada tahun 1948 terbentuknya negara palsu bernama ‘Israel’ dibawah kendali Kerajaan Inggris.
Palestina dalam pandangan Nashrani (Kristen)
Umat Kristiani memandang bahwa Palestina merupakan bagian dari Nubuat yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Mereka berkeyakinan bahwa umat kristenlah sebagai pewaris sah dari tanah suci itu.
Di tanah itulah terdapat Gereja Yerussalem (Bethlehem) yang diyakini sebagai tempat kelahiran sang Yesus (Isa Al Masih). Gereja yang di namai sebagai Bunda dari seluruh gereja di dunia ini juga merupakan destinasi rohani bagi setiap umat kristiani.
Bahkan, dalam keyakinan mereka kata “Yerussalem” disebutkan 146 kali dalam Perjanjian Lama dan 660 kali dalam Perjanjian Baru. Berikut beberapa alasan mengapa umat Kristen menjadikan tanah Palestina (khususnya Yerussalem) sebagai Nubuat yang diperuntukkan untuk umat kristiani:
- Baitul Maqdis (Yerussalem) merupakan tempat kelahiran Isa Al Masih (Yesus) seperti yang yakini dalam Injil Lucas bagian kedua ayat 1-20, yang di ceritakan dalam ayat tersebut bahwasanya Yesus lahir pada sebuah malam yang tenang disebuah kandang (Holy Crypt) di kota Bethlehem (Yerussalem).
- Yerussalem (Al Quds) merupakan tempat pertama Yesus menyebarkan ajarannya di kalangan orang-orang Palestina kala itu.
- Di kota Yerussalem terdapat Gereja Qiyamah (Makam Suci) yang dibangun atas prakarsa Ratu Helena pada tahun 328-335 M. Dimana di tempat inilah diyakini ditemukannya salib dari Yesus kristus.
- Terdapat banyak peninggalan sejarah agama Kristen yang berupa gereja-gereja yang tersebar di kawasan Yerussalem, seperti gereja Santa Maria yang diyakini sebagai Makam dari Imran dan Hannah.
Palestina dalam pandangan Islam
Dalam pandangan umat Islam, Palestina khusunya Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam.Tanah yang diberkahi, yang di muliakan oleh jejak para nabi dan rasul dalam mengemban tugas mulia, tanah para salafus shaleh yang menjaga setiap inci tanahnya dengan keimanan dan keta’atan.
Tanah yang disinggahi oleh sang Nabi Mulia ﷺ saat melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi ﷺ, bahwa tanah itu dibebaskan oleh para ksatria Islam pada setiap generasinya.
Berikut beberapa dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang berkaitan dengan tanah Palestina (Baitul Maqdis):
- Allah berfriman,;
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS: Al-Isyra: 1)
Dalam sebuah riwayat, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau (Nabi) berkata
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى “
“Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda : “Tidak boleh bersusah-payah bepergian, kecuali ke tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjidil Aqsha.” (HR: Bukhari dan Muslim).
Allah berfirman
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ ۖ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.” (QS: Saba’:18)
- Para ahli tafsir menjelaskan, yang dimaksud ‘ke negeri yang Kami telah meberkatinya’ yakni negeri Syam (Yordania, Syiria, Lebanon, Palestina) daerah Kerajaan Nabi Sulaiman as.
- Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah ﷺ pernah berdo’a untuk keberkahan Negeri Syam dan Negeri Yaman. Beliau bersabda, “Ya Allah, berikanlah keberkahan bagi kami, negeri Syam dan Yaman.”
- Palestina utamanya Masjdi Al-Aqsha adalah tempat yang disucikan Allah. Seperti yang disebutkan dalam ayat :” Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.”
- Ayat ini berkaitan dengan perjalanan Nabi Musa beserta kaumnya yang diperintahkan oleh Allah untuk memasuki tanah Palestina (Ardhul Muqaddasah). Menurut Ibnu Asakir dari Muadz bin Jabal bahwa kawasan itu dikatakan tanah suci karena telah sekian Nabi-nabi yang menempatinya dan senantiasa mengajak kepada agama Tauhidullah.Di wilayah ini juga kala itu bersih dari patung-patung berhala dan kepercayaan sesat.
- Di tanah Palestina adalah bumi Padang Mahsyar seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Sayyidah Maimunah binti Sa’ad, bibi dari Nabi Muhammad ﷺ. Kala bertanya tentang keutamaan Baitul Maqdis, Rasulullah ﷺ bersabda, “(Palestina) bumi Mashyar dan Mansyar.”
- Di dalam beberapa hadist disebutkan bahwasanya di tanah Palestina nantinya akan muncul Thâifah Mânshúrah yang akan terus berpegang kepada kebenaran. >>> (Bersambung) <<halaman 2>>><Siapa berhak atas Palestina?)