Hidayatullah.com–Tidak hanya Indonesia, perkembangan produk syariah di Malaysia juga punya tantangan terbesar. Selain menghadapi masalah sumber daya manusia (SDM), juga menghadapi masalah regulasi dan tantangan hukum. Pernyataan ini disampaikan Dr. Mustafa Omar Mohammed, Associate Professor di International Islamic University of Malaysia (IIUM).
“Saya pikir tantangan terbesar salah satunya adalah tantangan hukum, dan tantangan terbesar kedua adalah sumber daya manusia. Banyak orang menjalankan ekonomi syariah masih berdasarkan pembiayaan konvensional, sehingga kita perlu sumber daya yang secara teknis tahu tentang ekonomi, keuangan dan berasal dari latar belakang ekonomi syariah,” demikain ungkapnya kepada hidayatullah.com belum lama ini.
Hanya saja Mustafa mengungkapkan, perbedaan ekonomi syariah Indonesia dengan Malaysia salah satunya adalah perbedaan terminologi atau istilah.
“Saya kira Malaysia menggunakan term ekonomi Islam atau Islamic Banking Finance. Sedang Indonesia menggunakan istilah syariah, ekonomi syariah. Saya ingin mengatakan, mungkin bagi sarjana di sini istilah itu (Islamic Banking, red) lebih asing,” terang pria yang kini mengajar di Kulliyyah of Economics and Management Sciences (KENMS)-IIUM ini.
Seperti diketahui, Dr. Mustafa Omar datang ke Indonesia untuk menghadiri “Sharia Economic Student Club” Institut Pertanian Bogor (SES-C IPB).*