Hidayatullah.comāBeberapa hari ini pengguna media sosial dikejutkan dengan maraknya fenomena Passport Bros. Passport Bros adalah fenomena pria asing, khususnya Amerika Serikat yang lebih memilih pindah luar negeri untuk mencari wanita idaman di negara lain, khususnya Asia.
āAda kekuatan saat menggunakan paspor Anda. Ini adalah paspor bro (brother) berusia 50-an dengan calon istrinya berusia pertengahan 20-an. Dia dari Asia Tenggara,ā tulis akun @InterPassport20 dengan menyertakan seorang pria berkulit hitam duduk bersanding wanita muda dari Asia, yang sekilat nampak tersenyum bahagia.
Tren pria Passport Bros untuk menarget dan menikahi wanita Asia atau wanita berkulit hitam di luar Amerika lantaran banyak pria merasa āterjajahā sementara mereka menemukan fakta banyak wanita di Asia lebih penurut, dan tidak terlalu banyak menuntut dan bukan gold digger atau hanya melihat hartanya saja.
Di sisi lain, saat ini mulai banyak pria Amerika Serikat melihat para wanita di negaranya cenderung arogan dan tidak menghormati mereka. Sebuah kanal Tribe of Men, yang berbasis di San Francisco Bay Area pernah mengangkat beberapa wanita Asia yang mau menikahi pria asal Amerika berkisah.
Kisah-kisah mereka mendapat sambutan antusias penonton yang pernah mengalami hal serupa. Salah satunya pria Amerika yang menikah dan tinggal di Filipina, dan kinia dia hidup bahagia dengan anak-anaknya.
ā23 tahun di Asia. Tinggal di berbagai negara selama beberapa tahun pertama dan memutuskan untuk tinggal di Filipina. Bekerja sebagai guru bahasa Inggris dan hidup sederhana, apartemen kecil, sepeda motor untuk transportasi, tidak pernah ada uang tunai,ā ujar @joehillis.
āBertemu dengan seorang wanita yang baik, hidup bersama selama beberapa tahun untuk melihat di mana pikiran dan hatinya berada. Menikahinya, punya anak, dan dia sangat bahagia dan bangga. Menjual beberapa aset, membeli rumah yang bagus, hotel kecil, dan mengejutkannya. Bagian terbaiknya adalah dia masih seorang ibu yang hebat, istri yang hebat dan merawat kita semua dengan baik,ā tambahnya.
Feminisme dan wanita Muslim Asia
Ketua Bidang Kajian Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Dr Dinar Dewi Kania, tidak terlalu kaget dengan fenomena Passport Bros. Sebelum ramai, beberapa teman Muslim nya di Amerika Serikat telah mengadu hal sama.
Menurutnya, fenomena ini juga dipicu oleh gerakan feminisme. āIni juga di antara dampak pengaruh Ini pengaruh feminisme,ā kata Dinar.
Dinar mengutip psikolog Kanada, Jordan Peterson jika di Amerika tren perempuan masuk penjara semakin tinggi karena kasus kriminal. Meskipun demikian, laki laki tetap mendominasi kriminalitas, katanya.
Menurutnya, perempuan itu jika marah tidak agresif secara fisik dari laki-laki. Namun kaum perempuan agresifitasnya lebih ke verbal, ujarnya mengutip Jordan Peterson yang telah membuktikan secara riset psikologis.
āJadi (perempuan) kalo marah, menyerangnya secara verbal dan memberikan tekanan psikologis. Inilah mengapa feminisme itu “berisik” banget. Mungkin itu makanya ada gerakan Passport Bros,ā tambahnya.
Kata Dinar, kemungkian menariknya beberapa pria Amerika yang mencari wanita Asia itu karena perempuan Asia masih punya sifat keibuan. āKalau yang non-Muslim mungkin motivasinya karena perempuan Asia masih punya sifat keibuan dan menghargai peran sebagai istri dan ibu,ā kata Dinar.
āSementara kalau pria muslim (convert), motivasinya juga karena masalah keimanan, mereka mencari perempuan di negara Asia yang muslimah, yang masih berpegang sama nilai-nilai Islam,ā tambahnya.
Dinar mengatakan, beberapa teman dia yang menikah beda negara mengatakan, Muslimah Indonesia dan Malaysia paling banyak disukai pria Muslim Amerika.*