Hidayatullah.com–Adanya sejumlah calon “cacat moral” dari kalangan artis yang meramaikan bursa pemilukada yang sebentar lagi digelar di sejumlah daerah di Jawa Timur membuat ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Bukhori prihatin.
Hal itu menurutunya timbul lantaran demokrasi di Indonesia sudah tidak jelas lagi arahnya. “Saya bingung. Ko bisa atas nama HAM dan demokrasi orang yang memiliki rekam jejak buruk bisa dipilih menjadi calon pemimpin,” ungkapnya kepada hidayatullah.com, Jumat (28/4).
Abdussomad menambahkan, bicara demokrasi memang repot. Sulit diterka maunya apa. Apalagi, jika demokrasi meng-copy paste seluruhnya dari Barat.
Hal itu, jelasnya akan mengabaikan substansialisme nilai-nilai lokal luhur yang tentunya jauh berbeda dengan kondisi di Barat. Terlebih, ujarnya mayarakat Indonesia mayoritas Islam.
Dia mengatakan, mestinya partai yang mengangkat calon “cacat moral” tersebut juga harus tahu diri. Kriteria yang dibuat jangan hanya pada popularitas dan uang, tapi professionalisme dan akhlakul karimah. Kendati begitu, dia juga berharap agar mereka (calon cacat moral; red) tahu diri. “Seharusnya mereka ngaca dulu. Apakah layak dan pantas jadi pemimpin umat,” tegasnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, dalam Islam kriteria calon pemimpin sudah jelas. Kriteria tersebut adalah siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Dan menurutnya keempat hal tersebut sudah sering disampaikan. Kriteria tersebut sangat penting. Mengingat amanah sebagai pemimpin sangat besar dan kompleks. Tidak mungkin, seorang pemimpin yang tidak memiliki akhlak yang baik dan kompetensi bisa menjadi pemimpin yang baik.[ans/hidayatullah.com]