Hidayatullah.com—Hari Senin, dunia dikejutkan dengan kabar memilukan ketika negara Turki dihebohkan dengan gempa berkekuatan 7,8 skala richter. Tidak hanya sekali tetapi dilaporkan terjadi hampir 20 kali gempa.
Melalui postingan Facebook oleh seorang pengguna bernama Syu Azis disebutkan bahwa negara Turki memang berada di salah satu zona gempa teraktif di dunia.Dia mengatakan gempa terkuat dalam hampir satu abad (84 tahun) melanda Turki dan Suriah Senin pagi, menewaskan lebih dari 7.100 orang dalam tidur mereka, meratakan bangunan dan menyebabkan getaran terasa hingga Siprus dan Lebanon.
Magnitudo 7,8 diselingi dengan gempa kuat yang terpisah diperkirakan akan terus berlanjut karena posisi unik Turki yang menempatkannya di persimpangan tiga lempeng tektonik yang berbeda.Peristiwa gempa ini merupakan yang terkuat setelah hampir seabad (84 tahun) melanda Turki.
Di sebelah utara terletak Lempeng Eurasia, sedangkan di sebelah selatan adalah Lempeng Afrika.
Tapi di sebelah timurnya, terletak lempeng Arab. Lempeng Arab ini mendorong lempeng Eurasia, tepat di seberang negeri, Turkimenghadapi gempa bumi yang besar dan berbahaya.
“Seluruh negara. Bayangkan sebuah negara yang sangat indah, negara yang penuh dengan sejarah manusia dan reruntuhan budaya kuno kuno dari Persia, Makedonia, Romawi, Bizantium, Saljuk dan Utsmani (Ottoman) ini menanggung efek gempa besar di dunia.
“Lempeng tektonik bawah yang berada di luar perut bumi bergeser dan terkadang macet. Dan ketika mereka tidak menempel satu sama lain karena peningkatan tekanan, maka akan terjadi gelombang energi yang sangat besar berupa gempa bumi,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa para ahli telah lama memperingatkan bahwa gempa besar dapat menghancurkan Istanbul, yang berpenduduk 16 juta orang.Menurut seismolog Azerbaijan, pascagempa sejak kemarin, getaran akan terasa sepanjang bulan ini di wilayah tersebut.
“Gempa bumi berkekuatan 7,8 SR terakhir yang mengguncang Turki terjadi pada tahun 1939, ketika 33.000 orang meninggal di provinsi timur Erzincan.
“Sungguh menyedihkan, namun hikmah yang saya lihat adalah bahwa harta, anak, bahkan nyawa ketika perlu diambil, maka hilang semua. Tidak ada yang permanen di dunia yang hanya bersifat sementara,” kata Syu Azis yang juga salah satu warga Malaysia yang tinggal di Turki.
Sedikitnya 17.406 orang meninggal dunia dan 71.866 lainnya terluka akibat dua gempa kuat yang mengguncang selatan Turki pada Senin, kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca pada Kamis (9/2/2023) dikutip Anadolu Agency.
Gempa berkekuatan M 7,7 dan M 7,6 yang berpusat di provinsi Kahramanmaras, itu juga dirasakan oleh 13 juta orang di 9 provinsi lainnya, yaitu; Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Beberapa negara di kawasan itu, seperti Suriah dan Lebanon, turut merasakan getaran kuat yang terjadi dalam waktu kurang dari 10 jam. Lebih dari 120.344 personel SAR saat ini bekerja di lapangan, menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat (AFAD).
Lebih dari 96.670 tim pencarian dan penyelamatan saat ini sedang melakukan operasi di lapangan, kata Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) dalam sebuah pernyataan.
Selain tim penyelamat, selimut, tenda, makanan, dan tim dukungan psikologis juga dikirim ke daerah bencana. Sebanyak 70.818 tenda keluarga didirikan untuk menampung para penyintas, kata AFAD juga.*