Hidayatullah.com– Departemen kesejahteraan hewan yang dikelola pemerintah India meminta masyarakat untuk memeluk hewan lembu atau sapi guna mempromosikan nilai-nilai Hindu dalam perayaan Hari Valentine tahun ini.
Dewan Kesejahteraan Hewan India, hari Rabu (8/2/2023), mengatakan bahwa “memeluk sapi akan membawa kekayaan emosional dan meningkatkan kebahagiaan individu dan kolektif.”
Mereka meminta agar orang-orang keluar dan memeluk sapi secara fisik pada 14 Februari, lapor Associated Press.
Para penganut Hindu, yang menyembah hewan lembu sebagai makhluk suci dan setara atau bahkan lebih tinggi dari ibu manusia, mengatakan perayaan Hari Valentine bertentangan dengan nilai tradisional masyarakat India.
Namun, tidak semua orang setuju dengan imbauan tersebut.
Nilanjan Mukhopadhyay, seorang analis politik, mengatakan imbauan itu “sama sekali gila, bertentangan dengan logika.”
“Bagian yang menyedihkan dari hal ini adalah adanya restu resmi dari pemerintah,” kata Mukhopadhyay. “Ini membuktikan lenyapnya satu lagi garis yang memisahkan antara negara dan agama, yang mana hal ini sangat meresahkan. Sekarang negara melakukan apa yang selama ini dikampanyekan oleh kelompok-kelompok politik dan agama untuk dilakukan.”
Beberapa tahun belakangan, penganut Hindu garis keras menyerbu toko-toko di berbagai kota di India, membakar kartu ucapan dan kado Hari Valentine. Tidak hanya itu, ekstremis Hindu bahkan mengejar pasangan yang kelihatan berpegangan tangan di restoran dan taman, dengan alasan Hari Valentine mempromosikan pergaulan bebas. Kelompok politik Hindu garis keras seperti Shiv Sena dan Bajrang Dal mengatakan aksi-aksi seperti itu akan membuka jalan untuk menegaskan kembali identitas Hindu.
Anak muda India terpelajar terlepas dari apa agama mereka biasanya menghabiskan liburan di taman dan restoran, bertukar hadiah dan mengadakan pesta untuk merayakan Hari Valentine seperti festival India lainnya, terutama sejak India memulai proses liberalisasi ekonomi pada awal 1990-an.
Pemerintah nasionalis Hindu yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi mendorong agenda Hindu, mengupayakan supremasi agama Hindu dengan mengorbankan prinsip negara sekuler India yang terkenal dengan keberagamannya. Umat Hindu mencakup hampir 80% dari sekitar 1,4 miliar penduduknya. Muslim mencakup 14%, sedangkan Kristen, Sikh, Buddha dan Jain mencakup dari 6% sisanya.
Sebagian besar negara bagian di India memberlakukan larangan penyembelihan sapi.*