Hidayatullah.com– Rekaman video menampakkan para pelajar putri di sebuah sekolah di Iran dengan tersengal-sengal keluar dari kelas di tengah merebaknya kasus peracunan belakang ini.
Video tersebut, yang dibagikan lewat Twitter hari Senin (6/3/2023) oleh reporter BBC Persian Parham Ghobadi, menampakkan para siswi batuk-batuk di lantai setelah berhamburan keluar dari ruang kelas.
Kasus peracunan pelajar putri ini terjadi menyusul maraknya aksi siswi perempuan melepaskan kerudung di sekolah sebagai bentuk protes kematian Mahsa Amini dan kezaliman pemerintah (lihat foto).
Mohammad-Hassan Asafari, seorang anggota parlemen Iran dan bagian dari komite yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus peracunan, hari Senin mengatakan kepada kantor berita ISNA bahwa insiden itu sejauh ini telah dialami oleh lebih dari 5.000 siswa, perempuan dan laki-laki, di sekitar 230 sekolah di 25 provinsi, lansir Arab News.
Hari Ahad lalu saja insiden serupa dilaporkan terjadi di sedikitnya 15 kota besar dan kecil.
Sebuah video lain, yang dibagikan lewat Twitter oleh kelompok aktivis hak asasi manusia 1500 Tanvir, menampakkan pelajar putri berlarian ke luar kelas di sebuah sekolah di kota Hamadan. Teks yang menyertai videonitu menyebutkan bahwa para siswi Sekolah Seni Fatemieh berteriak “Kami tidak ingin mati.”
Asafari mengatakan bahwa “berbagai tes sedang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab keracunan. Sejauh ini, belum ada informasi spesifik mengenai jenis racun yang digunakan.”
Pihak berwenang hari Selasa mengumumkan penangkapan pertama terkait kasus ini.
Pemimpin spiritual tertinggi Syiah Iran Ali Khamenei hari Senin mengatakan bahwa peracunan itu merupakan “tindak kejahatan yang tidak termaafkan” dan para pelakunya harus mendapatkan hukuman mati tanpa ada peluang pengampunan, lapor kantor berita pemerintah IRNA.*