Hidayatullah.com— Pagi-pagi sekali, ratusan orang berpakaian putih-putih berkumpul di ruang utama Masjid Ummul Quraa’, Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat. Sholat shubuh berjamaah baru saja usai dilangsungkan. Selepas dzikir, jamaah tidak langsung bubar. Mereka segera merapat ke depan podium. Seseorang berdiri di atas podiumdan menyampaikan ceramah.
Penceramah itu tak lain adalah Pimpinan Umum Hidayatullah, Ustadz Abdurrahman Muhammad. Beliau sedang memberikan tausiyah (pengarahan) pada acara Pencerahan Nasional Hidayatullah (PNH) se-Jabodetabek Banten.
Dalam ceramahnya, Ustadz Abdurrahman memberikan pencerahan bagi para jamaahnya akan eksistensi Hidayatullah sebagai sebuah gerakan dakwah Islam. Jamaah pun menyimak dengan penuh antusias penyampaian dari Pimpinan Umum mereka yang berlangsung selama sekitar satu jam.
“Hidayatullah merupakan Al–Harakah al–Jihadiyah al-Islamiyah (Gerakan Perjuangan Islam) berasaskan al-Qur’an dan Sunnah ,” jelas Ustadz Abdurrahman.
Orang nomor satu di ormas Hidayatullah ini juga menjelaskan bahwa Hidayatullah merupakan bagian dari jamaah muslimin di seluruh dunia.
Pada acara gelaran Pimpinan Wilayah (PW) Hidayatullah Jabodetabek bekerjasama dengan PW Hidayatullah Banten itu, selain untuk memompa kembali semangat para dai dan santri Hidayatullah dalam berdakwah dan menjalankan roda perjuangan keorganisasian, juga sebagai ajang silaturrahim warga Hidayatullah.
PNH dimulai dengan sholat tahajud berjamaah di masjid tersebut pada tengah malam, Sabtu (11/02/2012) dinihari. Agenda berikutnya tausiyah dari Ustadz Abdurrahman selepas shubuh di hari yang sama. Jelang siang diadakan diskusi dengan pembicara Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidayatullah Abdul Mannan, Ketua Dewan Syuro Hidayatullah Ustadz H. Hamim Thohari dan Ketua Umum Majelis Pertimbangan Pusat Hidayatullah Ustadz Abdullah Ihsan.
Infaq Nasional
Di penghujung acara, dilakukan pengumpulan infaq. penggalangan dana sosial ini juga merupakan rangkaian dari PNH. Total nilai dana infaq yang terkumpul sekitar Rp 139.366.000 + sebuah jam tangan.Total dana tunai sejumlah Rp 21.266.000, sedang Rp 118.100.000 dalam bentuk komitmen
“Sistem pemberian infaqnya bisa langsung diberikan (tunai), boleh juga di belakang,” terang Agung, salah satu panitia ketika dihubungi hidayatullah.com.
Pada saat pengumpulan infaq, panitia memberikan lembaran komitmen infaq kepada seluruh jamaah yang hadir. Dalam lembaran tersebut, jamaah mengisi jumlah dana yang siap diberikan. Jumlahnya variatif, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah per-orang.
Selain “lembaran komitmen”, penarikan dana infaq nasional Hidayatullah itu juga dengan sistem tunjuk langsung. Bahkan ada salah seorang jemaah yang menyumbang di atas sepuluh juta.
“Saya Rp 15 juta,” ujar salah satu jamaah disambut pekikan “Allahu Akbar!” oleh jamaah lain.
Ghirah jamaah dan santri Hidayatullah untuk berinfaq ini mendapat aplaus dari Pimpinan Umum Hidayatullah yang turut berinfaq dalam acara itu. Ustadz Abdurrahman pun meminta para jamaah untuk tetap rajin bersedekah di jalan Allah.
“Hendaknya kita baca al-Qur’an, sholat jamaah dan berinfaq. Hatta (sampai) orang-orang yang membantu kita di pertempatan jalan yang banyak ditemui di Jakarta pun (harus diberi infaq juga),” ujar pengganti Allahuyarham KH. Abdullah Said, pendiri Hidayatullah itu.
Dana infaq nasional Hidayatullah itu sendiri rencananya akan digunakan untuk membangun Gedung Dakwah Hidayatullah yang jika tak ada aral melintang, rencananya akan didirikan di lokasi Ponpes Hidayatullah Jl. Raya Kalimulya, Sukmajaya, Depok.*