Hidayatullah.com—Gara-gara banyak turis asing berulah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membentuk satuan tugas (satgas). Sebelumnya, wisawatan asing berasal dari Rusia dan Ukraina dilaporkan sering berbuat ulah akhir-akhir ini.
Menparekraf Sandiaga Uno berharap, satgas tersebut menjelaskan satgas tersebut bertugas mengawasi, memberikan narasi tegas, dan penegakan hukum. “Kita pastikan pemulihan pariwisata kita menyasar kepada wisatawan yang berkualitas,” kata Sandiaga pada wartawan hari Senin.
Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengakui, masyarakatnya terusik dengan ulah segelintir wisatawan Rusia dan Ukraina. Masyarakat Bali dan turis asing lainnya merasa terusik sejak beberapa bulan terakhir.Ada-ada saja caranya mereka berulah.
Misalnya melepas plat nomor kendaraan,mengganti plat bertuliskan bahasa Rusia dan tanpa ada bukti terdaftar pajak, melakukan aksi protes suara kokok ayam di pagi hari hingga pelanggaran ketertiban lalu lintas, bekerja secara ilegal hingga pelanggaran pidana.
Sebelum ini Kabid Humas Polda Bali Kombes Satake Bayu mengatakan Ditlantas dan jajaran Satlantas menerbitkan menemukan pelanggaran lalu lintas oleh turis asing yang cukup dominan, mencapai 147 WNA. Turis asing umumnya tidak memakai helm dan TNKB tidak sesuai peruntukan.
Sementara itu, segelintir wisatawan asing lain bahkan membuka usaha di sektor kecil.
Sebelumnya, Gubernur Bali, I Wayan Koster meminta Kementerian Hukum dan HAM mencabut ‘Visa on Arrival’ warga Rusia-Ukraina. Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim menegaskan, pihaknya harus melakukan kajian terkait itu.
Menanggapi itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengaku kecewa pada Gubernur Bali. Sebab, berdasarkan data, dalam empat tahun terakhir, hanya delapan dari 5 ribuan warga Ukraina dideportasi dari Indonesia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva berharap pemerintah Indonesia tidak mencabut peraturan Visa on Arrival bagi warganya. Vorobieva mengatakan, mayoritas wisatawan Rusia di Indonesia taat hukum, karena pihaknya senantiasa mendorong mereka mematuhi peraturan di Indonesia.*