Hidayatullah.com — Konsulat Prancis di Maroko menolak visa sejumlah imam dan ulama Maroko yang akan berdakwah ke negara Eropa tersebut selama bulan Ramadhan.
Maroko telah mengirim sekitar 144 imam dan ulama ke sembilan negara asing untuk berpartisipasi dalam acara Ramadhan yang dipimpin oleh komunitas Maroko dan Muslim di negara-negara tersebut, menurut pernyataan Yayasan Hassan II untuk Orang Maroko yang Tinggal di Luar Negeri.
Surat kabar Al-Hadath Maroko mengutip salah satu individu yang terkena dampak mengatakan visa biasanya diberikan karena pelamar memenuhi semua persyaratan dan jaminan yang diperlukan. Sebagian besar dari mereka masuk sebagai bagian dari misi resmi yang dikirim untuk berdakwah kepada masyarakat Maroko di Prancis selama bulan Ramadhan.
Mereka yang menolak visa meminta Kementerian Awqaf dan Urusan Islam Maroko dan Kementerian Luar Negeri untuk campur tangan sesegera mungkin, sehingga para imam dapat terus menjalankan tugas keagamaan mereka.
Pada akhir tahun lalu, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengumumkan berakhirnya apa yang disebut “krisis visa”, yang membuat Paris mengurangi jumlah izin yang dikeluarkan untuk warga negara Maroko selama dua tahun terakhir.
“Kami telah mengambil langkah-langkah dengan mitra Maroko kami untuk membangun kembali hubungan konsuler,” kata Colonna selama konferensi pers bersama dengan mitra Maroko, Nasser Bourita, setelah pembicaraan bilateral. *