Hidayatullah.com–Bendera Palestina telah dikibarkan di Markas Besar Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk pertama kalinya pada hari Selasa (13/12/2011) kemarin.
Seperti diketahui, bulan Oktober lalu Palestina diterima sebagai anggota penuh UNESCO.
Dalam upacara penyambutan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, itu adalah detik-detik yang membanggakan bangsa Palestina.
Ketua Otorita Ramallah Mahmud Abbas menganggap masuk ke UNESCO sebagai langkah penting yang harus dilakukan Palestina. Ditambahkannya, pengibaran bendera Palestina di UNESCO yang pertama kali, merupakan momen yang sangat penting.
Hanya saja, Amerika dan Zionis-Israel nampaknya kurang berkenan dengan tindakan itu. AS dan Zionis bahkan menunjukkan reaksi kemarahan dan dan tidak senang.
AS mengatakan rakyat Palestina harus mencapai kesepakatan damai dengan Israel, sebelum mereka dapat menjadi anggota penuh di sebuah organisasi internasional.
Washingtonjuga langsung menghentikan dana untuk badan PBB, yang bekerja untuk mengawasi situs warisan dunia dan pendidikan itu.
Pembekuan bantuan AS akan membuat UNESCO kehilangan 22 persen dari anggarannya. Badan itu akan kehilangan dana 65 juta dolar untuk tahun ini dan 143 juta dolar untuk tahun 2012-2013.
Pada upacara pengibaran bendera Palestina, Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova seraya menyambut anggota baru, mengatakan ia berharap pengakuan Palestina akan menjadi langkah menuju perdamaian dengan Israel.
“Sebuah solusi dua negara, yang akan hidup dalam perdamaian dan keamanan telah lama ditunggu,” katanya. “Saya percaya masuk ke UNESCO merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa perdamaian juga dibangun melalui pendidikan dan budaya,” tambah Bokova dikutip Irib.
Israel mengecam pengibaran bendera itu. Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mark Regev mengatakan, keanggotaan Palestina di UNESCO tidak memberi apapun untuk upaya perdamaian lebih lanjut.
“Upacara pengibaran bendera tidak akan memberikan sesuatu untuk memajukan perdamaian dan rekonsiliasi,” katanya kepada AFP.
“Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah melalui perundingan perdamaian langsung. Israel telah mengusulkan pekan ini untuk memulai pembicaraan langsung, tapi sayangnya Palestina kembali menjawab bahwa mereka tidak setuju untuk kembali ke meja perundingan,” jelas Regev.
Israel membalas keanggotaan penuh Palestina di UNESCO, dengan memutuskan untuk mempercepat pemukiman Zionis di timur Baitul Maqdis dan Tepi Barat serta membekukan transfer dana kepada Otorita Ramallah.*