Hidayatullah.com– Taliban mengatakan bahwa mereka tidak tergesa-gesa untuk memberi China akses ke cadangan litium Afghanistan, meskipun ada tawaran untuk membayar akses ke sumber tambang logam berharga itu.
Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang melimpah, termasuk tembaga, emas, minyak, gas alam, uranium, bauksit, dan besi. Departemen Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon memperkirakan pada tahun 2010 bahwa Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang belum digali sekitar $1 trilliun.
Cadangan lithium negara itu adalah kunci pasokan global logam yang sangat penting untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
Perusahaan China Gochin mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertambangan dan Perminyakan Afghanistan Shahabuddin Delawar bulan lalu dan, menurut kementerian itu, menawarkan untuk menginvestasikan $10 miliar dalam penambangan lithium dan mempekerjakan 120.000 orang untuk penggarapannya.
“Kami tidak terburu-buru untuk membuat kontrak lithium, kami tidak akan mengambil langkah dan tindakan yang terburu-buru dalam hal ini. Kami tidak berkewajiban untuk memberikan kontrak ini hanya kepada China,” kata Hamayoon Afghan, juru bicara Kementerian Pertambangan dan Perminyakan, kepada Arab News.
“Belum diketahui kapan kontrak akan ditandatangani dan kontrak tidak perlu ditandatangani hanya dengan China. Kami juga akan mempertimbangkan keuntungan kami sendiri,” imbuhnya seperti dikutip Arab News Ahad (1/5/2023).
Sebuah sumber pemerintah lainnya, yang tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan kepada Arab News bahwa sejumlah perusahaan asing dalam beberapa bulan terakhir menyatakan minatnya untuk berinvestasi di pertambangan Afghanistan.
Alasan Beijing tertarik dengan cadangan litium Afghanistan terkait juga dengan kedekatan secara geografis, menurut Muhibullah Sharif, pakar ilmu politik di Kabul.
Afghanistan dan China wilayah daratannya terhubung melalui celah sempit yang dikenal sebagai Wakhan Corridor, yang kaya akan sumber daya alam.
“China ingin mendapatkannya dengan harga sangat rendah dan tanpa menerapkan standar internasional yang terkait,” kata Sharif.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kegiatan semacam itu dimaksudkan untuk menyediakan di satu sisi bahan mentah untuk industrialisasi China dan di sisi lain untuk menciptakan blok politik di tingkat regional guna melawan negara-negara Barat.”
Sementara Kementerian Pertambangan berjanji, setelah pertemuannya dengan China, bahwa lithium akan diproses seluruhnya di Afghanistan dan infrastruktur akan dibangun untuk tujuan tersebut, Sharif mengatakan dia skeptis dengan komitmen Beijing tersebut.
“Akan sulit bagi Taliban untuk memastikan bahwa China akan melaksanakan janji-janjinya dengan baik dan demi kepentingan Afghanistan,” katanya.*