Hidayatullah.com– Amerika Serikat meminta agar Turki memberikan sistem pertahanan udara S-400 yang dibelinya dari Rusia kepada Ukraina, tetapi Ankara menolak, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
“AS meminta kami untuk mengirimkan S-400 ke Ukraina, kami katakan tidak,” kata Cavusoglu hari Ahad (7/5/2023) seperti dikutip Anadolu.
Dia menambahkan bahwa usulan semacam itu tidak dapat diterima karena melanggar kedaulatan negara Turki.
Pembelian S-400 Rusia oleh Turki telah menjadi titik pertikaian dengan AS dan NATO selama bertahun-tahun. AS dan NATO memperingatkan Turki bahwa S-400 tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO dan dapat mengekspos informasi sensitif ke Rusia.
Namun, Turki bersikeras tetap membelinya dengan alasan sistem itu diperlukan untuk menjaga keamanan negaranya. Sikap Turki ini kemudian dibalas AS dengan menghambat pembelian jet tempur F-35 pada 2019 dan pemberian sanksi terhadap pejabat Turki dan entitas yang terlibat pembelian S-400.
Ditanya tentang kemungkinan kembalinya program pengadaan F-35, Cavusoglu mengatakan, “Ankara tidak ingin kembali ke program tersebut tetapi menginginkan pengembalian dari Washington uang yang dibayarkan untuk jet tempur sebelum negara itu keluar dari program tersebut, sementara jet-jet tempurnya belum pernah dikirimkan.”
Dia menambahkan bahwa Turki ingin meningkatkan hubungannya dengan AS, merujuk minat Turki saat ini untuk membeli pesawat-pesawat F-16 dan perlengkapan modernisasi.
Pada Oktober 2021, Ankara meminta jet tempur F-16 dan perlengkapan modernisasi dari AS dalam kesepakatan senilai $6 miliar. Kesepakatan tersebut mencakup pembelian 40 jet tempur F-16 baru dan perlengkapan modernisasi untuk 79 jet tempur F-16 yang sudah dimiliki Turki.
Sementara pemerintahan Joe Biden’s mengungkapkan dukungan terhadap penjualan F-16 ke Turki, Kongres AS menentangnya dengan alasan catatan HAM Ankara masih buruk dan sejumlah kebijakan luar negeri Turki yang dinilai kontroversial seperti di Suriah.*