Hidayatullah.com—Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menjadi pelopor bidang halal, kali ini Pusat Studi Penelitian dan Pengembangan Produk Halal UMM (PSP3-Halal) mengadakan Pelatihan dan Sertifikasi Juru Sembelih Halal (Juleha).
Kegiatan ini juga dilakukan mengingat momen Idhul Adha yang akan segera datang sekaligus sebagai langkah PSP3-Halal UMM dalam mendukung pemerintah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Halal
Ketua PSP3 Halal UMM, Prof Dr. Elfi Anis Sa’ati, M.P. mengatakan, perlu adanya penekanan betapa pentingnya Juleha. Utamanya yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai syarat sebuah Rumah Potong Hewan (RPH).
“Kita harus ingat, sesuai arahan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa pada oktober 2024, semua produk makanan yang beredar di pasar harus sudah tersertifikasi halal. Namun kenyataannya masih banyak UMKM yang mengolah daging ayam seperti nugget, sosis, sempol dan lainnya masih belum tersertikiasi halal. Baik di aspek RPH-nya maupun proses produksi di UMKM itu sendiri,” ujarnya.
“Maka Juleha juga menjadi aspek penting yang harus dipenuhi,” tambah dia.
Pelatihan Juleha ini bersetifikat dari BNSP. Tujuannya adalah untuk memberikan kompetensi Juru Sembelih Halal guna mendorong naiknya produk halal di Indonesia.
Data tahun 2022 menunjukkan, RPH yang memiliki Sertifikat Halal hanya berjumlah 2% dari total seluruh RPH di Indonesia. Hal ini menunjukkan masih minimnya kesadaran halal pada RPH.
Hadir pula dalam kesmepatan itu Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. Ia bercerita perjalanannya ke berbagai negara. Ia menemukan bahwa banyak negara yang sudah memberi fasilitas bagi umat muslim berupa ketersediaan sertifikasi halal untuk makanan dan restoran sehingga, para muslim yang berkunjung merasa aman, nyaman, dan tidak khawatir akan kehalalan suatu produk.
“Industri halal telah meengglobal di seluruh dunia. Bukan hanya terbatas di negara-negara Islam, namun juga di berbagai negara islam minoritas. Sebut saja Jepang dan Korea yang sudah mulai menerapkan sertifikasi halal,” ungkapnya.
Syamsul juga berpesan kepada seluruh epserta Juleha untuk benar-benar memperhatikan berbagai langkah yang diajarkan. Utamanya terkait dengan alur penyembelihan hewan. “Outputnya tentu agar bisa memberikan perhatian lebih pada kualitas kehalalan makanan. Khususnya pada aspek cara menyembelih hewan yang syar’i,” pesannya.
Setidaknya acara ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan ini juga menyediakan praktik langsung menyembelih tiga ekor kambing, lima ekor ayam, serta lima ekor bebek secara syar’i.*