Hidayatullah.com– Orang-orang di Ethiopia sudah kembali dapat menggunakan media sosial seperti Facebook, Telegram, TikTok, dan YouTube untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari lima bulan, usai pertikaian antara pemerintah dan Gereja Ortodoks Ethiopia.
Larangan penggunaan media sosial diberlakukan pada 9 Februari tahun ini setelah terjadi ketegangan antara pemerintah dan Gereja Ortodoks Ethiopia.
Hanya mereka yang memiliki akses ke perangkat lunak jaringan pribadi virtual (VPN) yang dapat masuk ke platform media sosial.
Pada bulan Februari Gereja Ortodoks Ethiopia menghadapi ancaman perpecahan setelah sejumlah uskup agung dari daerah Oromia mengatakan mereka ingin membentuk sebuah sinode baru supaya mereka dapat menggelar ritual peribadatan gereja dalam bahasa Oromo. Hal tersebut menyulut bentrokan maut.
Pengikut ajaran Gereja Ortodoks Ethiopia mencakup 43% populasi, menjadikan mereka sebagai kelompok keagamaan terbesar dan paling berpengaruh di negara Afrika itu.
Bulan lalu, pimpinan Ethio Telecom mengatakan pemblokiran akses bukan keputusan perusahaan milik negara tersebut.
Menurut Internet Society, pemblokiran menimbulkan kerugian bagi Ethiopia $42jita disebabkan dampaknya terhadap aktivitas bisnis masyarakat. Sebagian kalangan lain menyebutkan angka kerugian yang lebih tinggi, lansir BBC Selasa (18/7/2023).
Sejumlah daerah di Tigray, di mana konflik berdarah berlangsung selama dua tahun dan berakhir November tahun lalu, akses ke jaringan internet masih ditutup.*