Hidayatullah.com– Geng-geng kriminal di balik maraknya pemboman dan penembakan di Swedia beberapa tahun terakhir menggunakan Spotify untuk mencuci uang haram hasil kejahatan mereka, lapor koran Swedia hari Selasa (5/9/2023).
Jaringan kriminal selama bertahun-tahun menggunakan uang hasil penjualan narkoba, perampokan, penipuan dan kontrak pembunuhan untuk membayar stream “lagu palsu” di Spotify yang dinyanyikan oleh para artis yang memiliki keterkaitan dengan organisasi kejahatan, lapor koran Svenska Dagbladet (SvD) seperti dilansir AFP.
Para penyanyi itu kemudian mendapatkan bayaran dari platform tersebut karena lagunya didengarkan secara streaming, dengan demikian terjadilah proses pencucian uang.
Surat kabar itu mengatakan informasinya telah dikonfirmasi oleh empat anggota geng dari jaringan kriminal berbeda di Stockholm, serta seorang penyelidik polisi yang tidak disebutkan namanya.
“Saya dapat mengatakan dengan kepastian 100% bahwa hal ini akan terus berlanjut. Saya sendiri pernah terlibat di dalamnya,” SvD mengutip kata-kata seorang anggota geng yang tidak disebutkan namanya.
Anggota geng itu mengatakan bahwa kelompoknya mulai menggunakan Spotify untuk pencucian uang pada 2019, sekitar waktu gangster rap Swedia mulai populer di negara itu dan memperoleh anugerah musik. “Kami membayar orang-orang yang melakukan ini untuk kami secara sistematis,” katanya menjelaskan perihal pembayaran yang diberikan lewat Spotify dengan uang hasil kejahatan.
Memaparkan bagaimana proses pencucian uang dilakukan, anggota geng tersebut mengatakan bahwa kelompok kriminal akan mengubah uang haram mereka menjadi bitcoin, kemudian menggunakan mata uang kripto itu untuk membayar orang-orang yang menjual stream lagu di Spotify, yang merupakan perusahaan asal Swedia. Mereka “memastikan kami berada di puncak tangga lagu”, katanya, seraya menambahkan bahwa streaming palsu juga menyebabkan peningkatan pada streaming asli.
Streaming yang lebih tinggi menghasilkan pembayaran yang lebih tinggi dari Spotify. Surat kabar itu mengatakan bahwa di Swedia, Spotify mendulang satu juta streaming menghasilkan sekitar 40.000 hingga 60.000 kronor (£2.800 hingga £4.300).
Penyelidik kepolisian yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Svenska Dagbladet bahwa dia menghubungi Spotify pada tahun 2021 untuk membahas masalah tersebut, tetapi pihak perusahaan tidak pernah menanggapi teleponnya. “Spotify telah menjadi mesin bank bagi geng-geng itu. Ada kaitan langsung dengan geng dan aksi-aksi kekerasan mematikan tersebut,” katanya kepada surat kabar tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada tahun 2022, Swedia mencatat 90 kasus peledakan dan 101 kasus percobaan pengeboman atau persiapan pengeboman, serta 391 penembakan, yang 62 di antaranya berakibat fatal, menurut data polisi.
Spotify mengatakan kepada AFP dalam sebuah pernyataan bahwa streaming yang dimanipulasi adalah “tantangan besar dan Spotify telah bekerja keras untuk mengatasi masalah ini”.
“Kurang dari 1% dari semua stream di Spotify telah dipastikan sebagai palsu dan stream tersebut segera dimitigasi sebelum dilakukan pembayaran apa pun.”
Perusahaan asal Swedia tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kontak yang dilakukan oleh penegak hukum, juga tidak menemukan “data atau bukti kuat apa pun yang menunjukkan bahwa platformnya digunakan dalam pencucian uang dalam skala besar seperti itu*