Hidayatullah.com– Walikota Kopenhagen, hari Senin (4/9/2023), memdesak orang-orang asing agar tidak membeli ganja di kawasan Christiania di mana seorang wanita ditembak mati dan empat lainnya terluka akibat bentrokan antargeng yang memperebutkan wilayah perdagangan ganja di daerah itu.
“Peningkatan aksi kekerasan di Christiania sangat mengkhawatirkan,” kata Walikota Kopenhagen Sophie Hæstorp Andersen.
Dia menyerukan agar ratusan ribu turis yang berwisata dan banyak mahasiswa asing baru yang baru saja pindah ke Kopenhagen untuk menjauh dan menahan diri untuk tidak membeli ganja atau obat-obatan terlarang lainnya di kawasan Pusher Street.
Christiania telah menjadi salah satu tempat wisata terbesar di Kopenhagen dan banyak pengunjungnya adalah orang asing. Seperti halnya kota Amsterdam di Belanda, banyak orang asing yang sengaja berkunjung ke sana untuk membeli ganja.
“Kelihatannya tidak ada salahnya membeli ganja untuk acara pesta malam, tapi coba pikirkan bahwa uang Anda pada kenyataannya justru berakhir di kantong-kantong geng kriminal yang baku tembak di jalan-jalan kita dan membahayakan orang-orang yang tidak bersalah,”
Perdagangan ganja alias mariyuana alias kanabis sebenarnya ilegal di Denmark.
Namun, pihak berwenang kota Kopenhagen hingga kini belum menyodorkan solusi nyata untuk mengatasi perdagangan narkob di kawasan itu. Polisi sudah berkali-kali merobohkan kedai-kedai penjual narkoba di sana, tetapi setiap kali itu pula kedai bermunculan kembali.
Peristiwa maut pada 26 Agustus itu merupakan bentrokan terbaru antara dua geng yang saling bersaing, Hells Angels dan kelompok terlarang Loyal to Family. Kedua kelompok itu bersaing untuk memonopoli perdagangan ganja di Christiania.
Pada hari Jumat pekan lalu, seorang pria berusia 28 tahun yang berafiliasi dengan geng Loyal To Family ditangkap dalam kaitannya dengan penembakan maut itu.
Menyusul kejadian tersebut, penduduk Christiania meminta agar Pusher Street, di mana banyak terdapat kedai narkoba, agar ditutup.
Bulan lalu, mereka mencoba menutup jalan itu sendiri dengan menggunakan alat berat yang kemudian disingkirkan oleh sekeloupria bertopeng, yang diyakini kawanan pengedar narkoba.
Oktober tahun lalu, seorang pria yang menjual ganja di salah satu kios ganja di Pusher Street ditembak mati. Pada tahun 2021, seorang pria ditembak dan dibunuh di pintu masuk jalan yang sama.
Kawasan Christiania terbentuk pada tahun 1973, ketika kaum hippies mulai menempati lokasi bekas pangkalan angkatan laut. Mereka mengikuti pemikiran kebebasan “kekuatan bunga” (flower-power) yang kala itu populer; menginginkan agar ganja gratis, menuntut pembatasan pengaruh pemerintah, menyerukan agar masyarakat tidak menggunakan mobil dan menginginkan tidak ada adanya petugas kepolisian. Kaum hippie yang identik dengan konsumsi ganja itu mengecat gedung yang mereka tempati dengan warna-warna cerah seperti bunga.
Saat ini terdapat hampir 700 orang dewasa dan sekitar 150 anak-anak yang menghuni kawasan tersebut.*