Hidayatullah.com–Kalangan pro-Islam di Kuwait memenangkan sepertiga dari 50 kursi dalam pilihan umum di Parlemen Kuwait, Sabtu, (5/7/2003) lalu.
dan sekali gus menafikan penguasaan mutlak calon-calon liberal, sewaktu keputusan penuh diumumkan hari ini.
Sekitar 250 orang calon yang tengah bertanding dalam pemilihan umum di negara Teluk yang selama ini sangat pro-AS itu menunjukkan pertarungan hebat antara kalangan liberal yang selama ini tengah mencoba membawa nilai “Barat” dan kalangan “pro-Islam”.
Kelompok liberal dikabarkan hanya memenangkan tiga kursi. Sementara kelompok Islam telah memenangkan 21 kursi. Kelompok oposisi, yang selama ini dikenal berambisi menjadikan Kuwait mengambil nilai-nilai liberal dan bergaya hidup barat, seperti opposition Abdullah al-Naibari, Ketua Forum Demokrasi terpaksa harus gigit jari karena tidak mendapatkan representasi di Parlemen.
Saat pihak liberal berkampanye dengan menawarkan masyarakat yang lebih terbuka dan isu kesamaan hak-hak asasi gender, golongan pro-Islam berusaha keras menentang pengaruh Barat dan mencoba membangunkan negara Islam sepenuhnya di Kuwait.
Bagaimanapun juga, para pendukung keluarga Al-Sabah, keluarga kerajaan Kuwait, yang selama ini sangat populer di kalangan kaum Badwi juga turut memberi andil dalam melakukan penetangan terhadap kampanye pihak yang reformasi politik di negara itu.
Keluarga kerajaan yang selama ini mendominasi pemerintahan, sebelum ini menghadapi tekanan hebat dari kelompok Islam dan kalangan liberal guna mewujudkan satu reformasi di negara itu.
Tidak kurang 15 persen, 136.715 dari 898 ribu penduduk Kuwait merupakan rakyat yang berhak ikut Pemilu kecuali hak kaum wanita. Parlemen Kuwait yang baru akan diresmikan pada minggu depan sebelum memulai cuti musim panas dan akan dibuka semula pada Oktober ini.
Meski banyak dikecam berbagai kalangan pro liberal, orang penting Kuwait, Sheik Sabah Al Ahmed Al Sabah, mengatakan bahwa rakyatnya telah memiliki kesadaran dan tanggung jawab politik. (rtr/nyt/arbn)