Hidayatullah.com—Lebih dari 9.000 orang warga Palestina gugur setelah pesawat-pesawar tempur penjajah ‘Israel’ memborbardir Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong tersebut, meskipun demikian Perdana Menteri Zionis memperingatkan pada Kamis “tak ada yang akan menghentikan kami”. Demikian lapor Middle East Eye (MEE), Kamis (02/11/23).
Serangan udara menghancurkan lagi blok perumahan Palestina pada Kamis, kali ini di kamp pengungsi Bureij yang padat di Jalur Gaza tengah.
Juru bicara pertahanan sipil di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka telah mencatat mayat 15 orang, sementara puluhan orang lainnya dikhawatirkan tewas dan terluka di bawah reruntuhan.
Serangan udara ‘Israel’ juga menewaskan seorang jurnalis Palestina bersama dengan beberapa anggota keluarganya di Gaza selatan, menurut media lokal.
Mohammad Abu Hattab, seorang reporter Palestine TV, gugur oleh serangan di rumahnya di Khan Younis pada Kamis, lapor kantor berita Palestina Wafa. Sebelas anggota keluarga Abu Hattab juga tewas, termasuk istrinya, putranya, dan saudaranya, tambah laporan tersebut.
Kendati protes internasional semakin meningkat, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengatakan penjajah akan terus melanjutkan serangannya. Netanyahu mengatakan tentara Zionis telah mencapai “lebih dari pintu-pintu gerbang Kota Gaza”, dan meskipun setidaknya lebih 20 prajurit ‘Israel’ tewas di Gaza, dua hari ini.
“Kami juga mengalami kerugian yang tidak menyenangkan, tetapi saya ingin menjelaskan satu hal – tidak ada yang akan menghentikan kami,” katanya.
Peningkatan Pemukim Haram
Sementara itu, serangan oleh pemukim haram ‘Israel’ di sepanjang Tepi Barat yang diduduki telah meningkat intensitasnya sejalan dengan pengeboman ‘Israel’ di Gaza.
Pada Kamis, amukan pemukim impor di Deir Sharaf, Tepi Barat, membuat warga Palestina terjebak di dalam rumah mereka.
Juru bicara Lembaga Palang Merah Palestina mengatakan organisasinya telah menerima laporan bahwa sekelompok anak-anak terjebak di dalam gudang milik sebuah toko roti dan menderita sesak napas akibat tentara ‘Israel’ melepaskan bom gas dan gas air mata.
“Ada 20 kasus sesak napas yang berhasil kami tangani, tetapi ada kasus lain yang tidak dapat kami jangkau,” katanya kepada MEE. “Sampai saat ini, masih ada anak-anak yang terjebak di sana,” tambahnya.*/Abdullah al-Mustofa