Hidayatullah.com– Seorang pria China dijatuhi hukuman mati karena menikam seorang bocah Jepang berusia 10 tahun hingga tewas.
Hukuman atas serangan dengan senjata tajam yang terjadi di kota Shenzhen pada bulan September tahun lalu itu ditetapkan pada hari Jumat (24/1/2025), menurut laporan berbagai media Jepang seperti dilansir BBC.
Keputusan itu dibuat sehari setelah pengadilan lain menghukum seorang pria China pelaku serangan atas seorang ibu Jepang dan anaknya serta seorang wanita China yang berusaha melindungi mereka di Provinsi Suzhou pada bulan Juni 2024.
Penikaman di Shenzhen dan Suzhou termasuk dari tiga serangan atas orang asing di China yang terjadi tahun lalu. Hanya beberapa hari sebelum insiden di Suzhou, empat instruktur perguruan tinggi asal Amerika Serikat dilukai dengan senjata tajam dalam serangan yang terjadi di sebuah taman umum di Jilin di bagian utara China.
Setelah serangan di Shenzhen, perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toshiba dan Toyota, meminta supaya staf mereka untuk berhati-hati, sementara Panasonic menawarkan tiket pulang gratis bagi karyawannya.
Dalam kasus di Suzhou, pengadilan mengatakan bahwa terdakwa yang bernama Zhou Jiasheng, 52, melakukan serangan tersebut di luar sebuah sekolah Jepang karena dia sudah kehilangan semangat untuk hidup, setelah kehilangan pekerjaan dan terlilit utang.
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam penjelasan singkat kepada awak media mengatakan bahwa kasus itu sedang dalam proses di pengadilan, seraya menegaskan bahwa pemerintah akan selalu melindungi keselamatan warga asing yang berada di China.
Beberapa tahun terakhir China mengalami banyak serangan terhadap anggota masyarakat, di mana pelaku bertindak sewenang-wenang “balas dendam terhadap masyarakat” dalam menghadapi masalah pribadinya dengan cara menyerang orang-orang yang tidak dikenalnya.
Tahun lalu, terjadi 19 serangan terhadap pejalan kaki atau orang asing, naik tajam dari satu digit pada tahun-tahun sebelumnya.Hari Senin China melaksanakan eksekusi terhadap seorang pria yang menewaskan sedikitnya 35 orang dengan menabrakkan mobilnya ke arah anggota masyarakat. Kejadian ini dikira sebagai yang paling mematikan dalam insiden semacam itu di China kurun satu dekade terakhir.
Bulan lalu pihak berwenang melaksanakan perintah eksekusi mati seorang pria yang menikam delapan orang di kampusnya.
Sementara pada bulan Desember 2024, seorang pria yang melukai sedikitnya 30 orang dengan cara mengarahkan mobilnya ke kerumunan di depan sebuah sekolah dasar dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun.*