Hidayatullah.com– Negara bagian Perak, Malaysia, menemukan dua kasus demam babi Afrika (ASF) yang mencemari 25.143 kilogram karkas di dua tempat penyimpanan daging babi di Menglembu.
Dilansir Malay Mail Jumat (1/12/2023), ketua komite Indian Community Affairs and National Integration A. Sivanesan mengatakan bahwa aparat dari unit penegakan hukum dari departemen kesehatan hewan melakukan penggerebekan di lokasi tersebut pada 22 November setelah menerima laporan bahwa karkas babi diselundupkan dari sebuah negara yang tidak memperoleh izin untuk daging babi impor tersebut.
“Pihak berwenang menemukan bahwa karkas babi tersebut tidak disembelih di rumah potong hewan yang memiliki izin atau disetujui.
“Bangkai tersebut juga menunjukkan gejala klinis penyakit ASF dan sampelnya yang diambil oleh petugas dari Ipoh Veterinary Research Institute (VRI) mengkonfirmasi bahwa daging tersebut positif ASF pada 23 November.”
“Seluruh daging karkas sebanyak 25.142 kilogram disita untuk penyelidikan lebih lanjut,” kata Sivanesan dalam konferensi pers di sela-sela acara Perak State Legislative Assembly di Perak Darul Ridzuan Building di Ipoh.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pengelola rumah jagal itu dituduh melanggar UU Kehewanan 1953, kerena memiliki atau menyimpan karkas (hewan yang sudah disembelih) yang dihagal di tempat yang tidak disetujui atau tidak memiliki izin.
“Jika terbukti bersalah, pelanggar dapat didenda maksimal RM10,000.00 berdasarkan aturan Pasal 17 Undang-undang yang sama,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa semua karkas babi senilai RM502.840 itu telah dimusnahkan pada tanggal 28 dan 29 November setelah menerima perintah dari Pengadilan Magistrat setempat.
Petugas telah melakukan disinfeksi di kedua tempat, karena tempat penyimpanan karkas yang terjangkit ASF dapat menjadi sumber penularan sehingga membahayakan industri daging babi di Perak, imbuhnya.
Sivanesan juga mengatakan bahwa ASF pertama kali terdeteksi di Perak pada kawanan babi liar pada Desember 2021.
Per Oktober 2023, total ada 9 kasus positif ASF terdeteksi pada babi-babi liar di Perak. Sementara 18 kasus positif ASF dilaporkan terdeteksi di sejumlah peternakan babi, dengan tahap infeksi berbeda.
Kasus positif ASF terakhir ditemukan pada 27 Oktober di Tronoh, Perak. Sejauh ini jumlah hewan babi yang sudah dimusnahkan mencapai 19.285 ekor.
ASF merupakan penyakit demam berdarah akut yang disebabkan oleh virus dari famili Asfarviridae yang menyerang babi peliharaan dan babi hutan (liar). Penyakit itu menular dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian 100 persen di kalangan babi yang terinfeksi dalam waktu 2 sampai 10 hari. Belum ada vaksin bagi hewan untuk penyakit tersebut.
Pemilik peternakan diharuskan melapor ke pihak terkait apabila menemukan ASF. Apabila tidak dilakukan, maka yang bersangkutan dapat dikenai hukuman denda maksimal RM25.000.*