Hidayatullah.com– Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) mengecam tindakan persekusi terhadap Neno Warisman di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.
Persekusi itu, kata Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, mencederai demokrasi dan kurang manusiawi.
“Stop persekusi. Jangan halangi kebebasan berpendapat yang dijamin UU dan tidak melanggar konstitusi. Aparat keamanan dan penegak hukum adalah wasit. Hati hati jika wasit ikut bermain di lapangan, jangan salahkan penonton masuk ke dalam lapangan,” tegasnya kepada hidayatullah.com, Ahad (26/08/2018).
Maarif menjelaskan, gerakan #2019GantiPresiden sah secara konstitusi.
“Lindungi jangan dikasari. Sayangi jangan dipersekusi. Cintai jangan dibenci
Rangkul jangan dipukul. Melebur jangan digusur. Umat akan melihatmu berbudi luhur,” pungkasnya.
Baca: Polisi Membubarkan Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya
Salah seorang penggagas gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman dipersekusi dan diadang oleh sekelompok massa di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/08/2018) sore.
Muslimah mantan artis yang kini jadi ustadzah tersebut bahkan ‘disandera’ di dalam mobil oleh kepolisian. Neno lantas dipulangkan paksa kembali ke Jakarta.
Baca: Ahmad Dhani Dikepung Massa Penolak Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya
Informasi dihimpun hidayatullah.com, Neno datang ke Pekanbaru dalam rangka menghadiri acara deklarasi #2019GantiPresiden yang akan digelar di Pekanbaru, Ahad (26/08/2018) ini. Kedatangan Neno masuk bandara dikawal pihak kepolisian dan TNI.
Akan keluar dari Bandara Pekanbaru, Neno dan rombongannya disambut demonstrasi sekelompok massa. Neno yang ditahan di dalam mobil kepolisian tak bisa bergerak meninggalkan bandara. Sekitar tujuh jam Neno tertahan di gerbang bandara. Mobilnya bahkan dilempari botol oleh massa. Situasi bandara sempat memanas akibat pengadangan dan persekusi tersebut.
Baca: Neno Warisman Dipersekusi di Bandara Pekanbaru, ‘Disandera’, Dipulangkan Paksa
Massa yang mendemo Neno menuding, acara deklarasi #2019GantiPresiden yang akan dihadirinya merupakan bentuk makar terhadap pemerintah.
Petugas keamanan tidak melepaskan Neno untuk melanjutkan kegiatannya di Pekanbaru, dengan pertimbangan keamanan. Sekitar pukul 22.30 WIB, Neno dipaksa kembali pulang ke Jakarta.
Proses evakuasi Neno dari tempat kejadian dilakukan atas pengawalan ketat oleh petugas gabungan.
Sebelum meninggalkan Bumi Lancang Kuning, Neno Warisman menyampaikan pernyataannya. Ia mengaku dipaksa pulang oleh Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Riau Marsma TNI Rakhman Haryadi.
“Akhirnya, teman-teman semuanya saya mengajak Pak Kabinda untuk tidak kasar,” kata Neno.
“Saya shalat dulu dua rakaat sebelum akhirnya memang dilakukan pemulangan, dipulangkan dan dipaksa pulang tepatnya,” ujarnya.* Andi
Baca: DPR Minta Jokowi Tegur Kapolri Segera Copot Kapolda Riau