Hidayatullah.com—Para tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjahara ‘Israel’ mengklaim adanya pelecehan, penganiayaan dan hukuman kolektif yang dilakukan oleh sipir dalam beberapa minggu setelah serangan pejuang Al-Qassam terhadap pos-pos militer ‘Israel’ pada 7 Oktober 2023.
Mereka mengaku dipukul dengan tongkat, dianiaya, diserang dengan anjing, tidak diberi makanan, sampai kasur, bantal, dan selimut mereka disita.
Menurut laporan BBC, yang berbicara kepada enam tahanan Palestina setelah pembebasan mereka baru-baru ini, semuanya mengaku telah dipukuli, dianiaya dan siksa sebelum dibebaskan dari penjara.
Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan, beberapa penjaga diduga mengencingi tubuh tahanan yang diborgol sementara enam tahanan diduga gugur dalam tahanan ‘Israel’ selama tujuh minggu terakhir, namun rezim Zionis tidak melaporkannya.
Mohammed Nazzal, 18, salah satu tahanan yang dibebaskan Zionis minggu ini, telah ditahan di Penjara Nafha tanpa dakwaan sejak Agustus lalu dan masih tidak tahu asalanya mengapa dia ditangkap.
Dia mengatakan bahwa 10 hari yang lalu, sipir penjara ‘Israel’memasuki selnya dengan mikrofon dan pengeras suara dan mencoba menindas para tahanan dengan bertepuk tangan dan meneriakkan nama mereka.
“Ketika mereka melihat kami tidak merespon, mereka mulai memukuli kami. Mereka menyuruh kami berdiri, dengan tahanan yang lebih tua di belakang dan yang lebih muda di depan, “ katanya.
“Mereka kemudian menarik saya dan mulai memukuli saya. Saya mencoba melindungi kepala saya dan mereka juga mencoba mematahkan kaki dan lengan saya,” katanya kepada BBC.
Nazzal mengatakan perilaku sipir penjara ‘Israel’ berubah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Dia mengatakan para sipir akan lebih sering menendang dan menggunakan tongkat untuk memukul mereka, dan seorang penjaga bahkan menginjak wajahnya.
“Mereka datang bersama anjingnya dan membiarkannya menyerang kami, sebelum mereka menyerang kami lagi. Jari-jari di kedua tangan saya patah,” katanya sambil menunjuk luka di punggung dan bahunya.
Namun Layanan Penjara ‘Israel’ membantah cerita Mohammed Nazzal, mengklaim bahwa remaja tersebut telah diperiksa oleh dokter sebelum meninggalkan penjara, dan dia tidak menderita luka apa pun.
Tahanan Palestina lainnya juga menggambarkan hal serupa di penjara rezim teroris tersebut pasca serangan pejuang Palestina dan menganggapnya sebagai ‘balas dendam’ terhadap tahanan Palestina atas tindakan Hamas.
Ketua Asosiasi Tahanan Palestina, Abdullah al-Zaghary, mengatakan banyak tahanan menyaksikan sesama tahanan dipukuli dengan kejam di wajah dan tubuh mereka.
Tahanan lain yang mengalami perlakuan serupa adalah Lama Khater. Melalui panggilan telepon, Lama Khater menyatakan bahwa tahanan perempuan – termasuk dirinya – sering diancam akan diperkosa di Penjara Damon dan gas air mata dilemparkan ke dalam selnya.
Jawaban serupa juga dia ungkapkan melalui unggahan di media sosial. “Saya diborgol dan mata saya ditutup,” katanya dalam postingannya. “Mereka mengancam akan memperkosa saya. Jelas sekali bahwa tujuannya adalah untuk mengintimidasi saya.”
Khater mengatakan dia tidak sendirian. Tahanan perempuan lainnya menerima ancaman pemerkosaan. Ia juga menyebutkan, sipir lapas menggunakan gas air mata untuk mengatasi para narapidana di lapas tersebut.
Layanan Penjara ‘Israel’ mengklaim para tahanan Palestina diperlakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku. “Tahanan dan tahanan mempunyai hak untuk mengajukan pengaduan yang akan diselidiki sepenuhnya oleh otoritas resmi,” kata Layanan Penjara Israel.
Namun ‘Israel’ tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh BBC, malah mengkonfirmasi bahwa hanya empat tahanan yang meninggal pada empat tanggal berbeda sejak minggu lalu dan bahwa petugas penjara tidak mengetahui penyebab kematiannya.
Sementara itu, aktivis pro-Palestina Ahed Tamimi, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara ‘Israel’, mengatakan tahanan perempuan diperlakukan dengan buruk.
“Tidak ada air dan makanan, ada 30 tahanan perempuan lainnya yang ditahan, kami tidur di lantai, ada pula yang tanpa pakaian dan kami dianiaya setiap hari,” ujarnya.*