Hidayatullah.com– Smile Direct Club tutup beberapa bulan setelah mengajukan pailit alias bangkrut di Amerika Serikat, membuat sebagian pelanggannya kebingungan karena perawatan untuk meratakan gigi mereka masih belum tuntas.
Dikenal sebagai penjual teeth aligners perata gigih berwarna bening, perusahaan itu mengatakan pihaknya “membuat keputusan yang luar biasa sulit” untuk menutup operasinya pada Jumat malam, lansir BBC Ahad (10/12/2023).
Perusahaan berbasis di Amerika Serikat itu menjajakan alat perata gigi dengan harga sekitar £1,800 tanpa perlu mengunjungi dokter gigi.
Upaya penyelamatan terakhir gagal karena perusahaan itu memiliki utang segunung.
Didirikan pada 2014, perusahaan orthodontic itu membanggakan diri sebagai perusak industri dental “bricks-and-mortar” dengan menawarkan pembelian alat perata gigi secara online tanpa harus ke dokter gigi. Secara tradisional, orang yang ingin merapikan giginya harus menggunakan kawat gigi atau clear aligners yang dipasangkan oleh dokter atau ahli gigi setelah melakukan konsultasi tatap muka langsung.
Banyak pelanggan kecewa dengan penutupan Smile Direct Club karena mereka dapat memesan perata gigi dengan harga lebih murah dan mencetak ukuran aligner mereka sendiri di rumah.
Perawatan yang ditawarkan Smile Direct Club biasanya memerlukan waktu empat sampai enam bulan dan pelanggan melakukan konsultasi online dengan dokter gigi terdaftar.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs webnya, perusahaan itu mengklaim telah “memperbaiki senyum dan hidup lebih dari dua juta orang”.
Malangnya, pelanggan di Amerika Serikat, Inggris dan lainnya dibuat kebingungan sebab pihak perusahaan mengatakan lini dukungan pelanggan tidak lagi tersedia, meskipun mereka masih ada yang harus melakukan konsultasi online atau menyesuaikan ukuran aligner yang dipesannya.
Smile Direct menyatakan pelanggan yang ingin melanjutkan perawatan gigi mereka untuk mendatangi dokter gigi setempat.
Pelanggan yang sudah membeli produknya juga marah disebabkan garansi seumur hidup “ yang ditawarkan tidak lagi berlaku. Sementara pelanggan yang masih memiliki tagihan harus tetap menyelesaikan pembayaran.
Oleh karena kepailitan mereka masih diproses, urusan pengembalian dana pelanggan akan diselesaikan kemudian, kata Smile Direct.
“Menjijikkan bagaimana kita semua diperlakukan… Saya baru saja mendaftar untuk mendapatkan aligner saya, sudah melakukan pembayaran pertama dan sekarang saya bahkan tidak akan menerima kawat gigi saya,” kata salah satu pelanggan lewat media sosial yang kecewa berat dengan Smile Direct.
Seorang pria mengatakan istrinya sudah membayar penih untuk aligner baru yang dibutuhkannya, tetapi sekarang dia tidak yakin apakah barang itu akan diterimanya.
Di Instagram seorang pelanggan mencurahkan kekesalannya. “Saya sudah enam bulan menjalani perawatan – dan sekarang apa? Saya tidak dapat menyelesaikannya? … Ini sungguh sangat mengecewakan.”
Dalam pernyataannya di website perusahaan, Smile Direct Club meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan.
Lisa Webb, pakar hukum konsumen di organisasi peduli pelanggan Which?, mengatakan bahwa nasib mereka sudah pasti terombang-ambing.
Pengembalian dana pelanggan mungkin akan jauh dari harapan. Pasalnya, uang dari aset perusahaan pasti lebih dulu diamankan pihak likuidator dan para kreditur besar yang memberikan pinjaman kepada Smile Direct Club berada di antrean terdepan untuk memperoleh kembali dana mereka. Dana yang diperoleh dari aset perusahaan juga belum tentu cukup untuk menutup utang-utangnya.
Dia menyarankan bagi konsumen di Inggris yang masih menunggu produknya, atau yang belum membatalkan pemesanan dan membayar dengan kartu kredit, bisa melakukan upaya penuntutan pengembalian dana berdasarkan Pasal 75 UU Kredit Konsumsi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Smile Direct Club terpaksa mengajukan perlindungan pailit di Amerika Serikat pada akhir September, yang memberikan waktu untuk menata ulang utang-utangnya demi menyelamatkan perusahaan.
Namun, hari Jumat lalu muncul kabar bahwa upaya terakhir yang mereka lakukan pun tidak membuahkan hasil, karena para kreditur tidak sepakat.
Perusahaan Smile Direct Club pernah ditaksir bernilai $8,9 miliar (£7 miliar), tetapi sialnya mereka tidak berhasil mencetak laba dan justru merugi dengan besaran utang hampir $900 juta ketika mengajukan pailit, menurut majalah Fortune.
Perusahaan itu, yang mengandalkan iklan senyum manis dan review online positif yang bertebaran di media sosial, juga menghadapi gugatan paten. Sementara kalangan dokter gigi khawatir dengan kualitas dan kesesuaian produk untuk pelanggan yang memesannya, yang justru dapat memicu kerusakan gigi lebih lanjut.
Smile Direct bersikukuh membela diri dengan mengatakan bahwa produk yang dikirimkan ke pelanggan di bawah pengawasan para profesional berlisensi, meskipun diakui ada risikonya.*