Hidayatullah.com– Uganda National Teachers Union mengatakan angka kematian di kalangan guru tinggi, terutamanya disebabkan kesehatan buruk akibat kondisi kerja yang buruk.
Serikat pekerja itu mengatakan lebih dari 1.000 guru di negara itu telah meninggal dunia selama dua tahun terakhir. Oleh karena itu Uganda berisiko mengalami kekurangan gurupada 2025 sebab kondisi buruk di tempat kerja mendorong semakin banyak guru meninggalkan profesinya.
“Kematian-kematian ini disebabkan kondisi kerja dan hidup mereka yang buruk. Ada faktor stres berkaitan dengan tekanan pekerjaan, karena sangat begitu banyak,” kata Baguma Filbert Bates, sekretaris jenderal Uganda National Teachers Union kepada program BBC Newsday Rabu (13/12/2023).
Dia mengatakan guru Uganda selalu stres disebabkan jumlah pekerjaan yang terlalu banyak yang disebabkan tidak adanya rekan sejawat untuk berbagi beban tugas.
Tidak hanya itu, guru Uganda hanya digaji 490.000 shilling ($125) setiap bulan. Bates mengatakan uang itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan guru dan keluarga mereka pada keadaan ekonomi seperti sekarang ini.
Dia mengatakan serikatnya berulang kali mendesak pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, yang nantinya akan mendorong kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa.
“Setiap kali ada prioritas kepentingan politik, uang selalu tersedia. Kita tidak bisa mengatakan anak-anak Uganda harus dikorbankan disebabkan masalah ekonomi,” kritik Bates.*