Hidayatullah.com– Penghuna jalan di berbagai wilayah di Jerman mengalami gangguan parah akibat aksi protes besar-besaran para petani yang memblokir jalan dengan traktor-traktor mereka.
Dalam aksi terkoordinasi, para petani menempatkan traktor-traktor mereka di jalan raya, persimpangan dan jalan yang lebih kecil dan menghentikan lalu lintas agar tidak melintasinya.
Dalam aksi protes di depan gerbang bersejarah Brandenburger Tor di Berlin sebagian petani menggantungkan spanduk di traktir mereka dengan tulisan antaravlain berbunyi “Tidak ada petani, tidak ada masa depan”, lapor Associated Press Senin (8/1/2024).
Aksi itu merupakan awal darinpekan protes terhadap rencana pemerintah untuk mencabut keringanan pajak atas solar yang digunakan di bidang pertanian.
Di negara bagian Mecklenburg-Vorpommern, para petani memblokir jalan-jalan simpangan dengan ratusan traktor. Mereka didukung oleh perusahaan jasa pengangkutan yang memprotes kenaikan tarif truk.
Di distrik Cloppenburg di Niedersachsen sebuah jalan utama diblokir dengan 40 traktor. Di Sachsen, menurut polisi, sejumlah jalan simpangan di daerah Dresden tidak dapat dilewati. Ada pula traktor yang ditempatkan di tengah badan jalan di jalan nomor A4, A13, A14 dan A17.
Pada bulan Desember 2023, dilakukan pula aksi protes serupa setelah pemerintahan pimpinan Kanselir Olaf Scholz membuat rancangan penghapusan pengecualian pajak kendaraan pertanian dan keringanan pajak solar. Rancangan kebijakan itu merupakan bagian dari paket untuk menutup bolong €17 miliar dalam anggaran tahun 2024.
Pekan lalu pemerintah agak melunak, mengatakan bahwa pengecualian pajak bagi kendaraan pertanian akan dipertahankan dan penghapusan keringanan pajak akan dilakukan bertahap dalam kurun tiga tahun.
Namun, Asosiasi Petani Jerman mengatakan pihaknya bersikukuh menuntut agar semua rencana pemerintah itu dibatalkan dan mereka akan terus melakukan aksi protes sepekan mulai hari Senin ini.
Pihak berwenang memperingatkan bahwa kelompok kanan-jauh dan lainnya dapat menunggangi aksi protes tersebut.
Ketua asosiasi petani Joachim Rukwied mengatakan kepada koran Bild am Sonntag bahwa pihaknya tidak ingin kelompok kanan dan kelompok radikal lain mengikuti aksi protes yang mereka gelar.*