Hidayatullah.com—Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Abu Ubaidah, menyatakan hasil “Operasi Taufan Al-Aqsha” berhasil menghancurkan 1000 kendaraan militer Israel.
Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap Israel, menandai 100 hari sejak dimulainya agresi penjajah di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
“Kami menghancurkan atau melumpuhkan 1.000 kendaraan militer Israel, dan kami melakukan ratusan operasi melawan pendudukan,” katanya dalam sebuah pidato yang dikutip Palestina Information Centre (PIC).
“100 hari sejak dimulainya Operasi Taufan Al-Aqsha, sebuah titik balik bersejarah bagi rakyat dan bangsa kita, menunjukkan ketahanan melawan penindasan dan menarik perhatian global,” demikian ujarnya.
Dalam penampilan televisi pertamanya selama beberapa minggu, menandai hari ke-100 sejak pecahnya perang, Abu Ubaidah mengatakan banyak tawanan Israel “mungkin telah terbunuh” di tengah agresi mematikan ‘Israel’ di Gaza.
“Banyak dari para tawanan kemungkinan besar terbunuh, sementara sisanya berada dalam bahaya setiap jamnya,” kata Abu Ubaidah.
Ini adalah kemunculan pertama Abu Ubaidah secara langsung dalam pesan yang direkam sebelumnya sejak 23 November. Pernyataan dikeluarkan Abu Ubaida pada Had (14/1/2024), menandai 100 hari perang di Gaza menyusul serangan rezim Zionis di zona tersebut.
Dia menekankan bahwa pertempuran para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha menunjukkan kemampuan kaum tertindas untuk menghadapi penjajah, mengubahnya dari yang dianggap sebagai kekuatan menjadi entitas yang tercela di hadapan dunia.
Abu Ubaidah menyoroti kejahatan keji yang dilakukan penjajah ‘Israel’, mengutuk kebrutalan mereka terhadap warga Palestina dan kesucian mereka.
Pria yang selalu menutupi wajahnya ini menekankan bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan para tawanan Israel. Dia juga mengkritik sistem peradilan internasional karena tidak mampu meminta pertanggungjawaban penjajah atas kekejaman yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina.
Karenanya dia menambahkan, “pembicaraan apa pun sebelum menghentikan agresi Israel tidak ada gunanya.”
Ia mengatakan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober terjadi sebagai respons atas “pembantaian terhadap rakyat kami yang dilakukan oleh penjajah dan geng-gengnya” selama 100 tahun,” tambahnya.
Perluasan Perlawanan
Berbicara tentang kemungkinan perluasan serangan, Abu Ubaidah menambahkan bahwa kelompok tersebut telah diberitahu oleh “beberapa pihak di garis depan perlawanan bahwa mereka akan memperluas serangan mereka terhadap musuh Israel dalam beberapa hari mendatang.”
Meskipun terjadi ketidakseimbangan kekuatan yang sangat besar antara penjajah yang didukung Barat (termasuk Amerika), Abu Ubaidah memuji para pejuang perlawanan atas komitmen dan pengorbanan mereka yang tak tergoyahkan, dan bersumpah bahwa kisah-kisah mereka akan dikenang sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah.
Abu Ubaida berjanji para pejuang Palestina akan terus melakukan perlawanan terhadap pendudukan rezim teroris Zionis Israel dan memberikan pesan yang jelas kepada masyarakat internasional.
Dalam rekaman video tersebut, Abu Ubaida menggambarkan perang tersebut sebagai perjuangan seluruh warga Palestina dengan tekad bulat.
Dalam rekaman video tersebut, Abu Ubaidah juga mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk mengakui perusakan yang dilakukan rezim Israel terhadap mayoritas masjid di Gaza.
Ia meminta negara-negara Arab dan Muslim memanfaatkan situasi ini sebagai peluang untuk menentang pendudukan Zionis di Israel.
Juru bicara Al-Qassam ini juga memuji gerakan perlawanan di Lebanon, Yaman dan Iraq. Tak lupa ia juga menyampaikan rasa duka atas mereka yang menjadi martir di negara yang terlibat dalam perjuangan menuntut keadilan.
Abu Ubaida menegaskan, pengepungan 100 hari rezim Israel di Gaza hanya memperkuat tekad Brigade Al-Qassam untuk melawan pendudukan Zionis.*