Hidayatullah.com– Tujuh pekerja yang disandera di sebuah pabrik Proctor & Gamble (P&G) di luar kota Istanbul, Turki, berhasil diselamatkan setelah 9 jam, kata pihak berwenang.
Polisi di Gebze bergerak menyelamatkan para sandera setelah tersangka, yang melakukan aksi itu guna memprotes perang di Gaza, sedang pergi ke toilet.
Gubernur setempat Seddar Yavuz mengatakan tidak ada sandera yang mengalami luka.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan tersangka wajahnya ditutupi syal Palestina, mengenakan apa yang tampaknya seperti rompi bom dan membawa sepucuk senjata api.
Tersangka berhasil diringkus tanpa cedera setelah aparat melakukan operasi pembebasan sandara dengan sangat cermat, kata Yavuz.
Pelaku memasuki kawasan pabrik hari Kamis sekitar pukul 15:00 waktu setempat (12:00 GMT), lapor kantor berita DHA. Para sandera dibebaskan menjelang tengah malam.
Pihak berwenang mengatakan pelaku ingin agar situasi mengerikan yang saat ini terjadi di Gaza mendapatkan perhatian, lansir BBC Jumat (2/2/2024).
Gambar bendera Palestina dikabarkan ditorehkan dengan cat di pintu masuk bangunan pabrik disertai tulisan berbunyi “pintu-pintu akan terbuka untuk Gaza”.
Personel kepolisian menutup semua akses ke pabrik dan staf medis dikerahkan ke lokasi.
Investigasi berskala besar atas peristiwa itu sedang dilakukan.
İsmet Zihni, yang istrinya bekerja di pabrik, mengatakan bahwa istrinya mengirimkan pesan yang mengatakan dirinya disandera.
Namun, dia mengaku tidak tahu apakah yang disandera itu istrinya atau orang lain.
Selama peristiwa penyanderaan keluarga korban mengaku frustasi karena tidak ada informasi apapun yang disampaikan oleh pihak pejabat maupun kepolisian Turki.
“Kami menunggu enam jam tanpa seorang pun pejabat memberikan pernyataan,” kata ayah dari salah satu korban penyanderaan kepada AFP.
Dalam sebuah pernyataan, P&G mengaku pihaknya merasa lega karena tidak satu pun orang terluka dalam peristiwa itu.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak berwenang dan petugas yang pertama datang ke lokasi yang berhasil menangani situasi dengan penuh keberanian dan profesionalisme,” imbuh pihak perusahaan.
P&G juga mengatakan pelaku penyanderaan bukan karyawannya.*